Jumat, 18 Oktober 2013

move on

pernah nggak kamu ngerasa sakit hati atau patah hati sama orang yang bener-bener kita sayang? gimana rasanya? pasti sakit kan ya. pernah nggak mencoba buat melupakannya dan ternyata masih susah? pasti pernah. it's been called move on :)

kalau dibahasakan sendiri, move on itu bergerak, maju. bergerak dari mana? bergerak dari satu tempat ke tempat lain. maju kemana? maju ketempat yang menurut kita lebih baik atau sedang mencoba membuat tempat itu lebih baik. move on itu sekarang identik dengan orang yang habis putus terus pengen melupakan dengan berbagai cara, atau orang yang ditolak cintanya tapi masih belum bisa menerima keadaan dan berusaha melupakan. yaaa, itu sih populernya kata-kata move on sekarang. padahal nggak semua arti kata move on itu untuk menggambarkan tentang cinta melulu lho. bisa aja tentang skripsi *ppftttt. harus bisa move on dari skripsi itu berarti ya harus rela berkorban lebih banyak buat kelangsungan hidup skripsi yang lebih layak dan lebih makmur *halah apaan coba.

tapi disini aku nggak mau ngomongin masalah skripsi dulu. mau ngomong masalah cinta *biar dikira anak muda :p

dan horeeeeeeeeee :D
sekarang aku udah move on lho dari seseorang yang membelenggu perasaanku bertahun-tahun. it's not easy, you know. dan setelah move on begini, satu hal yang selalu ada dibenakku. KENAPA SIH INI NGGAK BISA AKU LAKUIN DARI DULU? -_-
sungguh, awalnya aku pikir, move on dari dia adalah sesuatu hal yang sangat nggak mungkin buatku. bagaimana bisa coba aku hidup tanpa punya cinta buat dia yang sungguh-sungguh sangat berarti buatku? dan aku selalu saja dengan bodohnya menunggu dan menunggu dia yang nggak jelas juntrungannya, mau suka aku atau nggak? atau malah udah nglupain aku.

tapi dari situ, dari awalnya yang sangat susah, aku berpikir, berpikir dan terus berpikir. semakin hari aku semakin tua. semakin hari aku semakin dewasa. semakin hari harusnya aku bergerak maju, bukannya stuck ditempat yang nggak seharusnya (baca: nggak bisa pergi jauh dari dia). teringat nasihat dari seorang teman (entah dari mana sumbernya, aku lupa) yang bilang, "jadi perempuan itu harusnya kuat, nggak boleh nunggu satu orang yang mengabaikan kamu dan kamunya malahan mengabaikan orang-orang yang serius sayang sama kamu. emangnya kamu mau gitu sampai umur 30an nggak nikah-nikah gara-gara nunggu orang itu? nunggu dia yang jelas-jelas udah bahagia sama pilihannya dia? kamu mau jadi orang bodoh atau apa?" jleb sekali omongannya. awalnya (jujur) aku sakit hati sama omongannya. pikirku ya siapa dia berani-beraninya ngomong gitu sama aku. tapi lama-lama dipikir, bener juga ya. aku nggak mau gara-gara dia, aku malahan jadi nggak nikah-nikah. naudzubillah.

lalu, bagaimana aku bisa move on? pertama-tama yang aku lakukan adalah berdamai dengan kenyataan. lebih membuka hati, bahwa apa yang kamu lihat selama ini itu benar. harus bisa berpikir realistis, bukan hanya mengandalkan perasaan. ya kita nggak bisa terus-menerus mengandalkan perasaan bukan tanpa berpikir? ya begitulah seharusnya.
yang kedua, adalah ikhlas. ya, ini bagian yang paling susah. ikhlasin orang yang selama ini udah mengisi hati dan pikiran serta hari-harimu selama bertahun-tahun memang bukanlah perkara mudah. tapi jika terus-menerus bertahan pada perasaan yang terus-menerus menyakitmu, bukankah justru kamu sedang merusak dirimu sendiri? ya, itulah aku yang pikirkan. sambil terus berusaha untuk berdamai dengan kenyataan, aku juga mencoba ikhlas. mencoba kembali menjadi orang ceria dan tidak pemarah seperti dulu kalau didepan dia. mencoba berdamai dan bersikap ramah ke pacarnya memang bukanlah perkara mudah, tapi kalau nggak sekarang ya mau kapan lagi kan? ada rasa takut waktu pertama kali mencobanya. dan alhamdulillah, ada moment tepat buat ngelakuin semua itu. nggak bisa nyangkal kalau hati juga berdebar-debar nggak karuan. tapi, voila, alhamdulillah loh, beban berat yang menumpuk di kepala dan hati tiba-tiba menghilang dan menguap begitu aja. rasanya plong. pikiran dan perasaan juga jadi lebih ringan.

nggak cukup sampai disitu, nggak cukup sekali juga. berkali-kali melakukan itu, sampai perasaan ini benar-benar hilang. sungguh, rasanya, aku bisa melihat senyum tulus diwajah mereka berdua itu suatu kebahagiaan tersendiri buatku. mereka nyaman, aku juga merasa nyaman dengan perasaan yang sekarang. nggak ada lagi cemburu seperti dulu. nggak ada lagi amarah-amarah seperti dulu. dan alhamdulillah, semuanya terlihat begitu menyenangkan.

KENAPA NGGAK DARI DULU YA? kenapa nggak dari dulu? karena selama "nggak dari dulu" itu kita sedang berproses, menentukan mana yang akan menjadi terbaik buat kita. mana yang menjadi terbaik untuk hati dan pikiran kita. nggak asal mengambil keputusan saat hati dan pikiran juga lagi kacau dan panas-panasnya. proses "kenapa nggak dari dulu" itu juga sebenarnya membantu kita melihat proses, membantu kita buat menjernihkan pikiran juga buat baiknya kemana kita melangkah. saat kita melangkah, bertahan atau move on, itu sebenarnya membantu kita mengambil keputusan yang tepat, nggak cuma mengandalkan emosi dan ego sesaat. nggak hanya menyalahkan mereka ataupun keadaan apalagi Tuhan.

ya, yang namanya proses itu nggak ada yang gampang. apalagi yang berkaitan dengan masalah hati. move on itu bukan berarti melupakan dan malah pergi jauh menghindar. bukan. move on yang sebenarnya itu adalah ikhlas. ikhlas melihatnya bahagia bila bukan denganmu.

santai sajalah menjalani hidup. Allah kan sudah menciptakan kita di dunia ini dengan berpasang-pasangan. jemput pasanganmu, dan berbahagialah dengan dia yang juga membahagiakanmu :)





*pssttttt : aku sudah move on darimu bukan berarti aku bisa melupakanmu ya. aku anggap kau itu bagian dari proses pendewasaan dan proses pencarian ;) semoga kau bahagia selalu