Rabu, 02 April 2014

surat untuk mantan

ehem..
cek cek cek
1 2 3
Kali ini, saya berencana untuk menulis surat ini untuk mantan saya.

Assalammu'alaikum wr wb.
Hai kamu, masih ingat sama saya? Mungkin sudah kau lupakan dan sudah tak lagi kau ingat lagi saya ini. Mari kita mulai lagi dari awal. Saya Anis. Saya adalah seseorang yang menjadi bagian dari masa lalumu (kalau saya salah, tolong diralat) atau bahkan mungkin kamu tak pernah menganggap saya menjadi bagian cerita dari masa lalumu. Bagaimana kabarmu sekarang? Apakah baik-baik saja? Pastilah, saya selalu berharap kamu selalu baik-baik saja. Oh ya, maaf atas kelancangan saya karena telah menuliskan lagi cerita tentang kamu, di pos publik ini. Tenang saja, saya tidak akan bercerita yang macam-macam kok. Maafkan saya atas kelancangan saya yang sudah mengungkit kisah yang telah lalu.

Kamu mungkin sudah melupakan saya, apalagi kisah tentang saya dan kamu di masa yang lalu. Sejujurnya saya masih ingat, bahkan detailnya. Bukannya saya tidak bisa melupakan kamu atau saya masih berharap padamu, bukan itu. Hanya saja, buat saya, kamu adalah satu dari sekian banyak orang yang telah mengajarkan pelajaran hidup yang berharga buat saya, yang tidak saya pelajari dari bangku sekolah. Bersamamu dulu, membuat saya sadar, bahwa manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Bahwa manusia memang ditakdirkan untuk berpasang-pasangan. Bahwa mungkin Tuhan telah menciptakan saya dan kamu untuk bersama di masa lalu (entahlah bagaimana masa depan bekerja) meski hanya untuk sementara sebelum masing-masing dari kita bertemu dengan the right one.

Maafkan atas kelancangan saya karena telah bercerita tentang saya dan kamu di masa lalu. Ingatkah kau, waktu kita bersama dulu? Saya ingat, bagaimana kamu memperlakukan saya dengan baik, bagaimana engkau peduli pada saya, bagaimana engkau mencintai saya dan bagaimana engkau memeluk saya dengan doa. Saya bersyukur, karena saya bisa dicintai dengan orang sebaik kamu saat itu. Saya bersyukur, karena saya dipertemukan dengan kekasih masa lalu saya yang baik. Saya bersyukur, karena saya dipertemukan dengan seseorang yang yaaa setidaknya saya merasa kamulah jodoh saya saat itu.

Bukan apa-apa saya menuliskan tentangmu. Buat saya, kamu adalah buku yang memberikan sejuta pelajaran yang tersirat. Buat saya, kamu ada fantasi semua kriteria yang terwujud dalam suatu paket yang nyata. Buat saya, kamu adalah kertas penuh coretan, yang takkan bisa kuhapus sampai tak bersisa dan meninggalkan sejuta kenangan.

Terima kasih loh, karena kamu sudah membagi cinta yang kamu punya buat saya kemarin-kemarin. Sebagai seorang perempuan, saya merasa dicintai dan dihargai. Walaupun pada saat kamu menyakiti saya, saya tetap merasa bahwa kamu adalah orang jahat, tapi setelah saya pikir bijak-bijak, ternyata, tanpa kamu menyakiti saya, saya tidak tahu bahwa saya harus menemukan seseorang yang tepat buat saya. Bukannya kamu tidak tepat buat saya, hanya saja, ketika kamu menyakiti saya dulu, saya meyakini bahwa kamu bukanlah orang yang tepat buat saya. Kamu itu orang yang baik, tapi baik buatku belum tentu baik untuk orang lain. Mungkin kamu seperti kurang baik untuk saya, tapi pasti kamu akan jadi orang baik untuk orang lain.

Selamat berjuang untuk menggapai cita-cita dan cintamu. Semoga kamu menemukan seseorang yang jauh lebih baik daripada saya. Semoga kamu tidak akan merasakan sakit lagi seperti saya pernah melakukan kesalahan saat saya dan kamu masih bersama. Saya minta maaf kalau ternyata dulu saya juga menyakiti kamu. Kita tetap teman, bukan? Buat saya, kamu tetap menjadi teman saya. Entahlah bagaimana kamu menganggap saya. Selebihnya, saya tidak suka menyebutmu mantan. Saya lebih suka menyebutmu sebagai seseorang dari masa laluku. Banggaku punya mantan adalah salah, banggaku punya seseorang di masa lalu adalah ketika aku dapat belajar sesuatu dari kejadian dulu. Tetap teman, bukan? ;)