Selasa, 22 Desember 2015

Salam Untuk Mama

Hai, Ma. Aku mau jadi anak paling mainstream sedunia yang ngucapin selamat hari ibu ke mama.

Beberapa tahun yang lalu, aku sempat menuliskan selamat hari ibu ke mama. Iyaa, waktu itu aku sedang jauh ratusan kilometer dari mama. Dan sekarang pun. Aku sedang jauh ratusan kilometer dari mama, sedang pusing karena kuliah, sedang jenuh karena banyak tugas, sedang gugup karena mau ujian akhir dan sedang shock karena sebentar lagi harus menyusun tugas akhir. Tapi aku yakin banget Ma, lelahku tak sebanding dengan lelahmu. Peluhku tak sebanding dengan peluhmu, penderitaanku mungkin tak sebanding dengan penderitaanmu, sementara aku selalu berdoa agar mama tidak pernah menderita, sedikitpun.

Hai Ma
Aku tahu, aku belum bisa jadi anak yang baik dan berbakti pada Mama. Aku masih suka manja, aku masih suka menyebalkan, aku masih suka menjengkelkan, aku masih suka bikin Mama sedih, aku masih suka bikin Mama pusing. Maafkan aku ya, Ma. Bukannya aku tidak mau berusaha, aku pun sedang berusaha, berusaha menjadi anak yang baik, menjadi manusia yang bermanfaat, menjadi mahasiswa yang rajin, menjadi teman yang menyenangkan meski tidak selalu.

Ma,
Aku tidak tahu pasti, apa yang sudah aku lakukan untuk membuatmu bahagia dan bangga pada anak pertamamu ini.  Aku tidak tahu pasti, sejauhmana aku pernah menyakiti dan membuat mama jengkel dengan segala tingkah lakuku. Aku tidak tahu pasti, seberapa besar harapan yang mama berikan untukku, tapi tidak dengan baik aku memenuhi harapan mama.

Tapi Ma,
Terima kasih untuk Mama, sudah mengantarku sampai sejauh ini. Mama jangan pernah lelah dan selalu sehat ya, untuk menemani aku lebih jauh lagi. Mama, belum banyak yang bisa aku lakukan untuk buat mama bahagia, belum banyak yang bisa aku lakukan untuk membuat mama bangga. Tapi Ma, dari itu semua, aku usahakan untuk selalu menjaga nama baik mama dan bapak. Aku selalu usahakan agar menjadi manusia yang baik dan bermanfaat untuk semua orang.

Mama,
Aku ingin menjadi seperti mama, yang sehat dan kuat, yang selalu bisa membuat orang bahagia, yang bisa masak makanan enak, yang bisa setia dan tidak pernah mengeluh mendampingi bapak, yang tidak pernah sedikitpun merasa lelah mengurusku dan adikku, yang bisa menjadi wanita yang kuat dan hebat, yang selalu bisa tersenyum, yang selalu bisa menguatkan kami, yang bisa menjadi sedewasa mama. Ajari aku ma, agar aku bisa menjadi seperti mama, dan kelak ada seseorang yang dengan bangga menyebutku: dia istriku, dia ibuku, seperti dengan bangganya engkau menyebutku: dia anakku dan dengan bangganya aku menyebut mama: dia mamaku dan seperti bapak yang selalu bangga dan cinta pada mama: karena dia istriku.

Mama,
Aku akan selalu berusaha, mungkin tidak menjadi yang terbaik, tapi akan selalu berusaha menjadi orang baik. Tidak perlu aku sebutkan disini, cukup aku dan Allah yang tahu.

Mama,
Terima kasih ya, untuk doa yang tak pernah berhenti mengalir untukku, untuk cinta yang pernah padam dalam dirimu, untuk rindu yang terus engkau sematkan padaku, untuk harapan yang engkau sematkan padaku, untuk semangat, dukungan dan kasih sayang yang tak pernah sedikitpun berhenti untukku.

Mama,
Kelak aku akan buktikan bahwa aku bisa membuat mama dan bapak bangga padaku.
Maafkan aku ma, aku belum bisa menjadi anak yang baik.
Tapi cintaku tak pernah padam untukmu, semakin hari justru semakin bertambah.
Terima kasih untuk segala perasaan indah dan kepercayaan yang selalu mama berikan untukku.

Yaa Allah,
Segala doa untuk mama memang tak aku sampaikan disini, namun disetiap sujudku, dan kapanpun aku mengingat-Mu, aku berusaha untuk selalu mendoakan mama dan juga bapak. Jagalah mama dan bapak sebagaimana mereka menjagaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku.




Regards,

Your daughter.
I love you as long as you love me
I love you always

Minggu, 01 November 2015

maaf, harus tertulis lagi

Sudah aku baca semua tentang apa yang tertulis, tapi masih juga belum aku pahami.
Atau mungkin salah satu diantara kita salah mengerti maksud yang lain?
Atau mungkin kita yang terlampau perasa untuk sesuatu yang sederhana?
Entahlah, apapun itu, semoga tidak ada lagi pengertian yang salah.

Ketahuilah, aku sudah tidak mengapa dan mulai terbiasa
Ketika dulu aku mencoba membiasakan diri dengan adanya kamu,
Sekarang aku membiasakan diri dengan tidak adanya kamu,
Tidak, bukan berarti aku melupakanmu atau membuang jauh-jauh,
Tapi aku tau, ada sesuatu yang tidak bisa dipaksakan sekalipun itu ingin
Dan aku, tidak pernah ingin memaksakan sesuatu hal
Perhatianmu contohnya,
Karena aku tau, aku terlampau egois, dan aku sedang belajar untuk tidak egois

Aku masih sama pedulinya dengan dahulu,
Namun sekarang aku tahu apa yang harus dan apa yang tidak harus aku lakukan,
Kalau hanya dengan mempedulikanmu itu malah membuat bahagiamu tidak ada lagi, aku lebih baik berpura-pura untuk tidak lagi mempedulikanmu.
Bukannya aku ingin, tapi keadaan yang mengharuskan.
Sungguhlah tidak pernah sedikitpun aku merasa disakiti olehmu.

Maafkan jika aku terlalu banyak menghakimi atau meminta hal-hal yang tidak mungkin,
Memang benar, ketika aku dikecewakan seseorang kemarin, bukan hanya sedih, tapi aku juga marah dan justru malah menyalahkan orang lain.
Maafkan jika aku terlampau banyak mengeluh dan bersedih,
Tapi aku harus, karena aku tidak mau berlarut-larut.
Aku sudah tidak lagi sedih, karena dari awal pun aku sudah tau ada sesuatu yang harus aku lepas sebelum sempat aku memilikinya: dia.

Lakukanlah apapun yang buat kamu bahagia,
Meski itu melupakanku
Meski buatmu itu susah, tapi aku yakin kamu bisa
Aku akan tetap ada, untuk membantu jika kamu masih mempercayai aku bisa mengurangi sedikit bebanmu
Jadikan aku sahabatmu,
Aku tidak akan berjanji akan selalu membuat nyaman,
Tapi aku akan selalu berusaha mengingatkan jika kamu melampaui batas,
Aku akan berusaha untuk menasehatimu untuk menjadi orang yang baik
Aku tidak pernah tahu apa definisi memperbaiki,
Karena aku hanya sedang berusaha membuang semua hal negatif menjadi sesuatu yang positif.

Kamu terlampau baik untuk semua kejahatan yang pernah aku lakukan,
Kamu terlampau pemaaf untuk semua salah yang pernah aku tikamkan,
Kamu terlampau penerima untuk semua sakit yang aku berikan,
Ketahuilah, apapun yang membuatmu bahagia, aku benar-benar turut berbahagia,
Bukankah teman memang selalu begitu?
Jika masih pula kamu anggap aku teman.
Tenanglah, aku tidak akan memaksakan apapun,
Aku tidak akan meminta apapun,
Aku tidak sedang mencari celah atau apapun,

Maafkan aku, jika keberanianku hanya sebatas tulisan
Yang mungkin tidak sempat menjelaskan apapun,
Namun hanya dengan ini aku bisa,
Maafkan aku.

Mari kita sama-sama berjuang untuk cita-cita,
Aku dengan cita-citaku dan kamu dengan cita-citamu,
Meski banyak yang belum sempat aku sampaikan, tapi mungkin beberapa tulisan ini cukup
Atau jika kamu memintanya lagi, aku akan menuliskannya lagi
Selamat berbahagia!
Terima kasih untuk waktu menyenangkan yang pernah dibagikan :)




















*psst: meski sampai sekarang aku belum pernah mengetahui sedikitpun apa tujuanmu menuliskan banyak hal, dan apa yang kamu rasakan ketika menuliskan itu, anggaplah aku bodoh*

Jumat, 30 Oktober 2015

untukmu: caci maki saja aku

Dan...
bila esok...
datang kembali
 Seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda
 Dan...
perlahan kaupun lupakan aku 
Mimpi burukku...
dimana tlah ku tancapkan duri tajam
 Kaupun menangis...
menangis sedih 
Maafkan aku
Dan...
bukan maksudku...
bukan inginku 
Melukaimu sadarkan kau di sini kupun terluka 
Melupakanmu...menepikanmu 
Maafkan aku....
Lupakan saja diriku 
Bila itu bisa membuatmu
 Kembali bersinar dan berpijar
 Seperti dulu kala
Caci maki saja diriku
 Bila itu bisa membuatmu 
Kembali bersinar dan berpijar
 Seperti dulu kala
Dan...
bukan maksudku...
bukan inginku 
Melukaimu sadarkan kau di sini kupun terluka 
Melupakanmu...
menepikanmu 
Maafkan aku....

Sheila On 7 - DAN

Entahlah, mungkin sedang melankolis atau gimana, tiba-tiba teringat seseorang pas dengerin lagu ini.
Aku hanya ingin menyampaikan,
Jika terlampau sulit bagimu untuk melupakan aku, jika terlampau sulit bagimu untuk memaafkan aku, benci saja aku meski aku telah meminta kau untuk tidak membenciku.
Jika bagimu aku terlampau sulit dimaafkan, aku tak mengapa.
Aku sudah melewati seharian ini dengan patah hatiku.
Memang, patah hatiku pada seseorang yang aku cintai dan kemudian meninggalkan aku begitu saja.
Mungkin sama ya, seperti aku tinggalkan kemarin?
Aku takkan lagi mengemis maaf padamu, aku takkan lagi memintamu untuk mengerti dan memahami aku,
Mari kita saling belajar untuk ikhlas,
Aku dengan kehidupanku, dan kamu dengan ceritamu.
Aku (masih) dengan doa dan harapan baik untuk kesuksesanmu,
Bila memang aku menikammu begitu dalam,
Bila memang aku menggoreskan luka terlalu banyak,
Bila memang aku sulit untuk dimaafkan,
Lakukan sesukamu yang bisa membuat kau kembali seperti dulu,
Seperti saat tidak ada aku didalam kamu,
Semoga saja waktu akan menyembuhkan luka-luka dan segala pemaafan itu,
Semoga saja waktu berkenan untuk mengembalikan kamu tanpa aku,
Tidak mengapa tidak mendoakan aku, setidaknya jangan mendoakan keburukan untukku.

Selamat malam,
Semoga Allah selalu melindungimu,
Jangan pernah lupa untuk bersyukur dan kurangi mengeluh :)

Kamis, 29 Oktober 2015

aku dan kehilangan

apakah bagimu aku harus merasakan apa yang kau rasakan?
sakit hati yang kau rasakan?
apakah penting bagimu, jika ternyata aku merasakan sakit yang sama?
terima kasih.

sekarang aku sedang merasakan sakit ini (lagi)
sakit hati yang membuatku sedikit terhenyak, beginikah rasanya ditinggalkan seseorang?
iya memang seperti ini, aku pernah ditinggalkan dan sekarang ditinggalkan lagi
terima kasih, karena sudah berdoa untuk sakit hatiku ini

iya, aku ditinggalkan seseorang yang cinta dan aku banggakan
sakit memang, tapi inilah petunjuk yang Allah berikan: dia tak layak untukku
dan aku pun tak ingin meminta agar dia menjadi layak untukku, tidak
karena aku tau, di luar sana, ada seseorang yang layak untukku
karena aku tau, di luar sana, ada seseorang yang senantiasa mendoakan kebahagiaanku
terima kasih, jika ada orang yang mendoakan patah hatiku
karena tanpa doamu, akupun tak tau siapa yang terbaik untukku
terima kasih, jika ada orang yang mendoakan bahagiaku
karena tanpa doamu, akupun tak tau siapa yang tak layak untukku

Alhamdulillah, terima kasih yaa Allah, karena telah menunjukkan dia bukan untukku
Alhamdulillah, terima kasih yaa Allah, karena telah menjauhkan aku dari yang bukan jodohku
Alhamdulillah, terima kasih yaa Allah, karena dengan ini aku belajar untuk lebih menghargai orang lain

Selasa, 27 Oktober 2015

pergilah, sahabat

tentang memori masa itu, pada kamu yang telah (pernah) singgah di hati begitu lama.
pada kamu, (dulu) sahabat baikku dan ketika sekarang bukan lagi.
pada kamu, yang sedari dulu sudah memilih perempuan itu dibanding aku, selamat ya :)

Semalem denger, kalau tahun depan kamu berencana nikah sama perempuan itu ya? Alhamdulillah, selamat ya? Jangan tanya perasaanku, aku sungguh bahagia.
Memang awalnya sedikit kaget dan terkejut, sampai-sampai rasanya air mata ini mau keluar saja. Loh, tapi kan aku sudah berjanji akan berdamai dengan hatiku. Masa baru bisa melupakanmu, aku harus terbawa perasaan lagi? Maaf, aku hanya sedang berpegang teguh pada pendirian dan prinsipku.

Iya, sudah lama tidak berkabar. Tiba-tiba ada kabar begini. Sekarang aku tahu, yang seharusnya dari dulu aku tahu, bahwa sejauh dan selama apapun aku mengejarmu, aku takkan sampai padamu. Karena (mungkin) memang kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Sungguh, aku turut berbahagia. Eh tunggu, bahkan aku sudah sama sekali tidak memikirkanmu. Sudah lama sekali perasaan ini hilang, jadi kumohon, jangan usik lagi. Selamat berbahagia.

Awalnya sedikit sebal pada dua orang sahabatku yang sudah tahu namun nggak jua berkabar. Menjaga hatiku, katanya. Padahal aku sendiri sudah sangat lama melupakanmu. Mengingatmu saja tidak, bagaimana mungkin aku bisa galau? Sahabatku ada-ada saja, aku nggak apa-apa.

Jumat, 23 Oktober 2015

sahabat: laki-laki

hai kau, para lelaki.
coba baca sebentar ya.

sejak dulu, aku bersyukur sekali memiliki banyak sahabat, mau sahabat perempuan ataupun laki-laki.
tanpa kalian, aku bukan apa-apa :')

dari dulu, punya sahabat laki-laki, ada yang bisa deket banget, ada yang deketnya cuma standar biasa aja. yaaah, kata orang-orang sih antara laki-laki dan perempuan memang tidak bisa murni bersahabat, pasti adalah walaupun sedikit, ada perasaan lain yang menyelimuti. ceileh bahasanya.

beberapa kali punya sahabat laki-laki juga, ada yang akunya yang baper (dia entahlah, nggak tau), ada juga dianya yang baper (dan akunya biasa aja). tapi siihhh, selama inget kalau berniat untuk sahabatan, biasanya mau ada perasaan apapun juga bakal tetep sahabatan yaa. (maapkeun ya, makanya kalau suka bilang, jangan kebanyakan kode).

naahh, beberapa nih punya sahabat laki-laki yang entahlah aneh sikapnya. mau dia gombal dahsyat, ataupun cemburu yang berlebihan. aku heran, apa sih yang bisa bikin kalian gitu? beberapa tahun lalu punya sahabat yang selalu tanya alasan kenapa aku masih sendiri, alasan kenapa aku betah sendiri dan alasan kenapa aku enggak pacaran sama orang. dan aku jawablah bla bla bla dan aku juga cerita sebenernya lagi deket sama orang, dan dia bilang "yaudah, nggak usah pacaran dulu, fokus dulu aja sama kuliahmu. aku juga nggak suka kalo kamu deket sama laki-laki yang nggak jelas". what?! hello!! kamu sendiri pacaran, kamu sendiri yang nanya, giliran aku yang deket sama orang enggak boleh, katanya suruh fokus inilah, itulah, bla bla bla.

jadi, kalian yang baca ini, bantu jawab dong, kenapa dia ngomong gitu?

kenapa sih, laki-laki (sahabat-sahabat aku) kebanyakan egois sama aku? sudah ada beberapa yang bilang kayak gitu. banyak yang nge-bully, banyak yang nanyain ini itu ke aku, tapi pas akunya lagi deket sama orang, akunya lagi proses sama orang, atau aku cerita lagi ngincer orang, eehh dianya malah sok-sok marah, sok-sok nasehatin ini itu yang ujung-ujungnya malah nggak ngebolehin aku deket sama laki-laki lain. yang pada ujungnya nanti pas aku nggak jadi deket, dianya malah asik pacaran sendiri, dianya malah sibuk nge-bully lagi. hadehh. kalau cemburu, bilang dong ah, jangan dipendem sendiri :D

haha, maaf, ini postingan lagi kesel sama sahabat aku gara-gara ngeledek-ledekin sama orang yang aku nggak suka banget, tapi giliran aku ngomong aku lagi ngincer yang bening, dianya malah marah-marah nggak jelas. bahaha. seloww bro :p

Jumat, 16 Oktober 2015

untukmu: tentang sebuah penyesalan, maafkan aku

aku harus menuliskan ini, karena aku tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan padamu,
pada seseorang yang (mungkin) sudah aku sakiti begitu dalam,
pada seseorang yang (mungkin) sudah meninggalkan aku begitu jauh,
kumohon, bacalah sebentar dan maafkan aku.
Iya ini untukmu, aku tahu kau selalu membaca ini.

Ini oktober untuk hari ke-16. Sudah beberapa minggu ini merasakan penyiksaan yang begitu dalam dengan adanya perasaan menyesal ini. Maafkan aku.

Sudah lama kita tidak saling berbincang, mungkin terakhir kalinya. Kapan lagi kita akan bercengkerama? Seperti yang selalu kita lakukan dahulu, dahulu sebelum aku sengaja pergi dan dahulu sebelum kamu menemukan orang lain.

Aku mungkin sudah salah memahami selama ini. Aku mungkin sudah salah menyadari tentang tulisan-tulisanmu selama ini. Mungkin aku terlalu bebesar rasa karena mengira semua tulisan-tulisanmu tentang aku. Atau jika memang semua tentang aku, aku mohon, berikan waktumu sebentar saja, untuk hanya sekedar menengok tulisan ini.

Maafkan aku untuk yang kesekian kalinya. Sungguh, maafkan aku. Aku memang pengecut, yang tidak bisa sedikitpun berani mengutarakan padamu. Maafkan aku.
Sudah hampir satu tahun, kamu membiasakan dirimu denganku. Padahal selalu saja aku menolak. Aku memang pembohong maya, yang bisa bercanda di maya, namun menjadi seseorang yang menyebalkan dinyata. Sedihku pertama waktu kau berkata, tak akan lagi memaksaku untuk mengijinkanmu "hanya" sekedar singgah di rumahku. Maaf. Karena aku terlalu takut, takut dengan hadirnya dirimu di depan orang tuaku, dan mereka akan menolak. Maaf :(

Mungkin awalnya aku sedikit membencimu, karena sudah terlalu memaksakan aku. Sampai kau mengubah posisimu, menjadi seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesahku. Dan aku mulai merasa hadirnya kamu. Mungkin aku sangat bodoh karena tidak berusaha menunjukkan, mungkin gengsiku yang menjadi alasan. Atau mungkin kamu yang tidak memberikan aku kesempatan untuk menunjukkan. Tahukah kau, dengan segala pengertian dan kesabaranmu, membuat aku merasa diterima?

Lalu kau tiba-tiba pergi, lalu kau tiba-tiba menemukan cinta lain. Iya, aku tak mengapa saat itu. Karena cintaku padanya terlalu besar sampai-sampai aku tak melihat kamu. Mungkin saat itu aku sudah mulai terbiasa tanpamu. Karena meskipun kamu sudah memiliki cinta lain, namun perhatianmu tidak berkurang padaku. Kesabaranmu yang selalu aku membuatku salut sekaligus malu. Maafkan aku.

Tiba-tiba kau datang lagi, tiba-tiba kau mengungkit semua kenangan yang dulu pernah kita lalui. Tiba-tiba pula kau ungkit lagi alasan mengapa kau tidak menemuiku, enam bulan lalu. Iya, aku salah karena aku menolak. Lalu aku menyesal karena aku sudah membuatmu tidak bisa menemuiku. Maaf.
Lalu kau datang bukan dengan masalah sederhana. Lagi-lagi kau meletakkan keluh dan kesahmu padaku. Aku memang tidak pernah keberatan dengan hal itu. Aku selalu suka menjadi sandaran. Tapi semua itu berubah saat kau menulis semua tentangku. Bagaimana kau merasakan kelegaan luar biasa karena sudah menumpahkan keluh kesahmu padaku, bagaimana kau memujiku karena aku mampu mengerti dan tidak menggurui. Itu untukku, bukan? Jujur aku bangga, karena tanpa sengaja aku sedang memikirkanmu. Mungkin hanya sedikit rindu karena sudah lama tidak bersua.

Lalu, apakah berikutnya segala tulisan tentangku? Tentang aku yang paling kamu, dan kamu yang paling aku? Apakah tulisan itu tentangku? Tentang kita yang bertemu tanpa sengaja dan berpisah tanpa terasa? Lalu apakah itu tentang aku, yang sebenarnya bagian membuatmu kecewa?

Sungguh, jika benar itu semua tentangku, maafkan aku. Aku bodoh sekali, karena selama ini berusaha untuk tidak menyadari semua itu. Aku bodoh sekali, karena aku berusaha menepis semuanya. Sekarang, ketika semua sudah terlambat, aku menyesal dengan semuanya.
Maafkan aku.
Namun juga semua tulisan itu bukan tentangku, maafkan aku yang terlalu perasa. Maafkan aku yang berpikiran buruk tentangmu. Maaf.

Apakah pernah terlintas dipikiranmu, bahwa kau akan membenciku? Bahwa kau berusaha untuk membenciku? Dan kau berusaha untuk terus menjauh dariku? Ini hal kedua, yang membuatku sedih dibanding kesedihan yang pertama. Tidak bisakah kau sedikit saja bersabar? Mungkin semua ini salahku, selalu menginginkanmu bersabar, namun aku terus saja meninggalkan kesabaran itu. Baiklah, anggap saja aku menerima kebencian itu, meskipun aku tidak bisa. Maafkan aku.
Bila kau pergi, bila kau menjauh, bila kau sudah bahagia, maafkan aku yang pernah membuatmu begitu menderita. Maafkan aku yang pernah membuatmu begitu menyesal. Maafkan aku yang pernah membuatmu begitu membenci aku. Dan aku menjadi buruk karena dibenci olehmu. Aku terlalu sombong dengan semua rasamu. Dan aku terlalu takut untuk menerima rasamu.

Silahkan saja. Sekarang kau sudah boleh membenci aku dan pergi menjauh. Aku hanya ingin menyampaikan satu hal untukmu, bahwa aku -tidak pernah sedikitpun- dalam aku yang mengacuhkanmu, bahwa tidak pernah sedikitpun aku mengabaikanmu, bahwa tidak pernah sedikitpun aku tidak mempedulikanmu. Bahwa semua yang hanya bisa aku lakukan adalah mendoakan kebahagiaanmu, dan menjadi ada disaat kau selalu membutuhkan aku. Bahwa aku, sebenarnya waktu itu, aku sedang meminta sedikit waktu darimu untuk lebih bersabar tentangku, dimana aku sedang berproses, dimana aku sedang mempersiapkan diriku, dan aku sedang berusaha merasakan apa yang kamu rasakan untukku. Namun ternyata aku yang salah karena tidak mampu untuk berterus terang. Mungkin kau sudah benar-benar lelah dan menyerah sampai kau pergi begitu saja. Sungguh, maafkan aku. Karena dari semua, aku hanya butuh waktu untuk terbiasa, aku hanya butuh waktu untuk bisa merasakan. Namun waktuku yang terlalu banyak. Maafkan aku.

Aku memang perempuan paling bodoh, karena tidak bisa melihat apa dan siapa yang sedang menungguku, dan malah pergi menunggu orang lain yang ternyata tidak mempedulikan aku. Sungguh aku sangat menyesal dan aku minta maaf.
Aku tidak minta apa-apa darimu, jangan hanya karena tulisan ini kau jadi berbalik padaku. Jangan pernah, jika itu hanya menyakitimu dan bahagiamu. Aku yang akan pergi, dan tidak akan mengganggumu.
Jika kau masih membutuhkan aku, aku akan siap ada untukmu.
Maafkan aku sekali lagi.

Aku akan berusaha untuk terbiasa tanpamu, tanpa pengertian dan kesabaranmu.
Semoga aku akan menemukan, yang bisa mengerti, memahami dan menyabariku.
Sekali lagi, maafkan aku. Kau boleh pergi menjauh, kau boleh tidak mempedulikan aku, namun hanya satu pintaku: jangan pernah membenci aku. Maafkan aku.


Regard,
Dari aku yang selalu nyaman berbincang denganmu

Jumat, 04 September 2015

4 September 2015

ALHAMDULILLAAAAHH!!!
Ini 4 Septemberku yang ke-24.
Alhamdulillah.

Puji Syukur atas segala limpahan nikmat dan karunia Allah SWT. Terima kasih untuk mama-bapak-kiki untuk cinta dan dukungan yang begitu besar. Terima kasih untuk keluarga besarku yang luar biasa super, selalu bikin bahagia, banyak cinta dan selalu mempesona. Terima kasih untuk sahabat-sahabatku tercinta, alhamdulillah, terima kasih untuk dukungan-dukungannya.

Banyak doa kebaikan untukku hari ini. Alhamdulillah. Terima kasih ya. Semoga doa baik itu juga berbalik ke kalian. Semoga Allah senantiasa melimpahkan cintanya untuk kita dan tak lupa, semoga kita selalu menjadi orang yang soleh dan solehah yang bahagia di dunia dan akhirat. aamiin yaa robbal 'alamin. Alhamdulillah.

Makasih ya semuaaa. Nggak bisa disebutin satu-satu.
Aku tau, aku juga sangat menyayangi kalian.
Kisskiss.

alhamdulillah
makasih ^_^

Selasa, 11 Agustus 2015

kau genggam lagi

ini sudah kesekian tulisanku tentangmu.
entah bagaimana, rasa-rasanya aku telah jauh mengenalmu, dan kau pun mengerti tentang aku.
bukan bahan tertawa kosong yang kita bagikan,
bukan janji-janji dan cerita-cerita yang akan kita ukir,
bukan,
tapi lagi-lagi kau genggam lagi hatiku yang sempat kau lepas.

rasa ini memang belum kembali seutuh saat dahulu.
tapi kamu, mampu mengubahnya kembali, utuh.
lagi-lagi tentangmu,
tentangmu yang selalu aku bicarakan dengan Tuhan,
tentangmu yang belum pernah sekalipun kita bertemu,
tapi kamu, mampu memahami isyarat dan bahasa yang tidak aku sampaikan,
aku menyukainya, karena aku membutuhkan orang sepertimu.

dan kamu, lagi-lagi kamu,
aku tak akan lagi memaksamu untuk memperhatikanku,
aku tak akan lagi memaksamu membicarakan hal kosong,
aku tak akan lagi memaksamu tertawa untuk sesuatu yang tidak ingin kau tertawakan,

dan kamu, lagi-lagi kamu,
aku masih tetap sabar disini, menunggu,
menunggu kuasa Tuhan, yang entah akan mempertemukan atau justru menjauhkan kita,
segalanya masih tentangmu,
kau yang tak pernah erat menggenggam, tapi berusaha untuk menjaga,

apakah benar yang aku rasa?
apakah benar kamu yang aku cari dan aku butuhkan?
apakah benar firasatku bahwa selalu aku dan selalu kamu?
apakah benar firasatku bahwa selalu kamu yang memahami tanpa perlu aku jelaskan?

aku yang bercerita tentangmu adalah
kamu yang pernah mencoba dan memaksa untukku
kamu yang selalu mengejutkan aku, dengan segala pemahaman dan pengertianmu tentang aku.
jika memang benar kamu,
jagalah hati ini dan hatimu,
agar kelak kita bersanding, dengan cara yang baik, dengan kondisi baik, dengan restu orang tua,
sekarang kau genggam hatiku, lagi dan lagi
kelak, aku ingin kau genggam tangan ayahku dan memintaku darinya,
kelak, aku ingin kau genggam tanganku, dan kita berjalan beriringan dan seirama
karena halalmu itu yang aku tunggu ^_^

Minggu, 02 Agustus 2015

Akhir Semester 1

ALHAMDULILLAH!!!!!!!!!
Selese juga semester 1 yang luar biasa. Luar biasa tugasnya maksudnya hehe.
Nggak cuma itu ding. Banyak moment luar biasa yang kalau diinget-inget bikin seneng, sedih, ketawa ngakak-ngakak. Hihihi. Tentunya bareng-bareng sahabat-sahabat luar biasa.
Luar biasa memang, baru satu semester, terhitung perkenalan mulai 9 Febuari 2015, sampai selesai UAS kemarin 25 Juni 2015. Sebentar, tapi nggak bisa nggambarin betapa berartinya dan berharganya mereka buat aku. Alhamdulillah yaa Allah, terima kasih sudah mempertemukan aku dengan sahabat-sahabat luar biasa. :')

Aku kenalin satu-satu ya.
Ini Aku, Hesti dan Syifa
biasa banget dibilang three mbak kentir
emang kita kentirnya tiada tara
ini sama Syifa, tapi kita biasa panggil Sipa

ini sama Hestooonngggg


Nah kalo ini Syifa sama Mbak Diah

Nah kalo ini sih sama Fia (Pia)

Kalo ini sama Antos

Nah kalo ini sama Levi
ini kami kalo udah koalisi, suka bikin Sipa sama Hestong sebel ahaha

inget pas berempat habis nonton malem-malem
trus kita curhat-curhatan sampe pagi
itu emejing!

Paling depan yang pake kerudung biru tua itu Mba Laras (Mba Ayas)
ini emak kita semuaa, jago masak pula


Sampai ketemu semester depan!
Semoga kita sukses kuliah dan thesis-nya.
Aamiin
^_^

ANIS-ANGGI-AYU-LUSI

Haaaaaaaaaaaaaaa tiba-tiba pengen ngepost ini.

Hai!
Ini aku mau kenalin kalian sama sahabat-sahabat aku lhooo.
Sahabat-sahabat dari SMA.

(kiri-kanan) Lusi, Anggi, Aku, Ayu

BOOM!!!!
Ini agenda kita orang  kalo liburan (setelah lulus SMA), ketemu, ngumpul. Walo cuma bentaran, ya gitu deh.
Yang penting ketemu!
Ini kita single semua, kecuali Ayu. Hahaha, yoyoy, dia udah nikah duluan kemaren tanggal 3 April.
Semoga dan semoga, kita masih diberikan waktu untuk terus kumpul, buat terus bareng, entah nanti kalo udah nikah dan punya anak. Semoga kita masih diberi waktu buat bareng-bareng.
Semoga kita nggak pernah jadi tua to do like this. Hahaha.
 
Udah ah, aku nggak mau banyak ngomong. Mau share foto-foto aja :D






Yaaaaahhhh, sebenernya foto-fotonya banyak sih.
Cukup itu dulu yaaa.
Hihi.

PS:
Buat Ayu: Sukses terus Bu guru, semoga cepet dikasih momongan ya.
Buat Lusi: Hati-hati cinca di pulau orang (Lusi mau SM3T di NTT, Alor)
Buat Anggi: Sukses kerjaannya bu ahli gizi, semoga cepet dapet jodoh :D

Jumat, 19 Juni 2015

tentangmu

aku pernah merajut puisi tentangmu,
karena aku masih tak yakin tentang rasaku,
aku merajutnya dalam pertanyaan, 
berharap segera menemukan jawaban pasti

aku mulai menyadari,
aku mulai berkompromi,
aku mulai menyikapi,
ternyata memang benar, kaulah yang aku cintai

mungkin logikaku salah,
atau rasaku yang tidak pada tempatnya,
tiba-tiba saja kau hadir dalam mimpiku,
berusaha membuatku percaya,
tiba-tiba saja aku mulai mengerti,
bahwa memang kamulah yang aku cari.

aku memang belum pernah bertemu denganmu,
aku memang belum pernah berbicara empat mata denganmu,
segala obrolan maya kita menjadi suatu pertanda,
kaulah tempatku meletakkan kenyamanan dan keraguan.

aku benci mengira-ngira,
yang hanya bisa buatku mencari pertanyaan lagi dan lagi,

aku tak pernah bosan dengan semua cerita seharimu,
yang terkadang tidak pantas jua untuk diceritakan,
tapi aku selalu menikmatinya,
aku tahu, kau menghargaiku.

kamu datang tidak dengan gombalan,
tapi kamu datang dengan banyak pertanyaan,
sejauh apapun kamu pergi dan selama apapun aku tak mendengar kabarmu,
kamulah sajak-sajak puisi yang selalu aku tunggu.

aku mencintaimu dengan sederhana,
tidak perlu dengan kata-kata obralan yang memabukkan
tidak perlu dengan genggaman tangan atau pelukan
karena dengan kata-kata saja kamu sudah menggenggam hatiku.

namamu adalah nama yang selalu aku sebut dalam doa,
menjadi topik perbincangan menyenangkan antara aku dan Tuhan,
menjadikanmu nyata dalam bayang-bayang
berharap suatu saat nanti, Tuhan kan mengijinkan kita berjumpa

kepadamu yang aku banggakan,
berjuanglah menggapai asamu,
aku tak akan pernah mengikatmu, tapi aku akan melepasmu
hei, bukankah, jika kita ditakdirkan untuk bersama, sejauh apapun kamu dan aku pergi, kita akan tetap bersama?
hei, bukankah, jika kita tidak ditakdirkan untuk bersama, sedekat apapun aku dan kamu, kita akan tetap tidak dibersamakan?
percayakan saja semua pada-Nya
^_^

Bulan Ramadhan

Alhamdulillah yaa, dipertemukan lagi dengan ramadhan lagi (1436H). Semoga puasanya lancar, ibadahnya juga lancar. aamiin.

Ini tentang ceritaku di bulan ramadhan, sampai flashback tahun-tahun sebelumnya ya. Hihihi.

Ini ramadhan pertama di Jogja. Ini ramadhan kesekian dengan status mahasiswa, tapi kali ini mahasiswa pascasarjana, hehe. Belum banyak pengalaman sih, cuma rasanya puasa disini cepet banget. Mungkin karena banyak aktivitas juga kali ya. Secara kan bertepatan juga sama UAS. Oh ya, ini puasa hari pertama yang pertama kali nggak sama mama dan bapak. Tapi sama Kiki doang di kosan. Biasanya dulu selalu nyempet-nyempetin pulang buat puasa pertama bareng. Ini kan gara-gara ujian aja yah. Eitssss nggak boleh ngeluh ^_^

Puasa tahun lalu sih, habis wisudaan juga. Jadi full di rumah sih. Yah, puasa tahun lalu itu, mama lagi gencar-gencarnya ngajarin aku naik motor. Hahaha (maafkeun keadaan).
Puasa dua tahun lalu itu, pas lagi nyebelin-nyebelinnya. Soalnya tiba-tiba diusir dari kosan lama (padahal aku nggak ngapa-ngapain), trus pindah ke kosan bareng. Tiap hari sahur bareng sama Mba Puput, trus Mba Ima juga. Hihi. Miss you kakak-kakak :*

Puasa tiga tahun lalu, tepatnya tahun 2012. Ini hampir 3 minggu puasa di Semarang. Hahaha banyak kejadian kocak disini. Ini puasa pas bertepatan banget sama magang di RSJ Amino. Tiap hari berangkat-pulang pas lagi panas-panasnya. Pengalaman kudu lebih sabar sama pasien-pasien. Hahaha. Nah, ini pula, pertama kalinya aku dibilang istri orang (ini sih omongan pasien-pasien, nggak usah didengerin). Jadi ceritanya, waktu itu kamu berlima, aku, Yusri, Iwul, Trias, sama Sonson. Kita sepakat untuk menyembunyikan identitas kami (ceileh identitas coy) kalau kami belum menikah. Ini jaga-jaga aja sih, soalnya banyak pasien yang 'nakal', yang banyak godain kami. Nggak pasien cewek, nggak pasien cowok. Yah, namanya juga pasien RSJ ya. Sampai waktu itu kan aku sama Iwul udah selese tugas dan wawancara di bangsal. Jadi aku sama Iwul main-main lah ke bangsalnya Yusri, Trias sama Sonson. Trus, kami lagi duduk-duduk di bangku antara bangsal cowok dan bangsal cewek (Sonson masih wawancara waktu itu). Ada salah satu pasien cowok, bapak-bapak, yang tanya status kami. Yusri dibilang udah menikah, Trias juga. Pas Iwul yang bilang kalau dia nikah, pasien-pasien nggak ada yang percaya, katanya Iwul masih terlalu kecil hahaha. Nah, pas giliran aku, aku juga bilang aku udah nikah kan. Trus bapak-bapak itu bilang, "Iya mbak, kamu kan kesininya sama suami kamu". Lah, aku kan bingung, siapa gitu. Secara ya, buat Trias, Yusri sama Iwul mereka nggak ada bahas suaminya siapa. Tiba-tiba Sonson lewat, trus pasien tadi bilang "Lha ini kan suami kamu mbak". Refleks banget langsung liat ke arah Sonson, Sonson yang lagi lewat dan nggak tahu apa-apa begitu dibilang gitu, kompak banget kita langsung liat-liatan. Nggak tahu musti jawab apaan. Tapi dalam hati ngakak banget sih, bisa-bisanya gitu lho. Trus yang jawab Yusri, Iwul sama Trias sih. Mereka mengiyakan kalau aku sama Sonson nikah. Apalah-apalah mereka ini -_-
MAAF YA, INI SAMA SEKALI NGGAK BENAR. BUKTINYA AKU MASIH LAJANG SAMPAI SEKARANG. HAHAHA.

Di tahun yang sama pula, ini puasa terakhir pas kos dudul masih lengkap. Ada Mami Silvi, Kakak Nanta, Kakak Naila, Agan Via, Ndari juga dlsb. Ini puasa kebetulan banget nih, kami masih stay di kosan. Aku magang, Kakak Naila sama Agan Via lagi PPL, sementara Mami Silvie sama Kakak Nanta skripsi. Ndari? Di kosan nggak sih ya, kok lupa -_-
Pokoknya, kita itu, selama 3 minggu puasa di Semarang, sahur kita tuh di warteg terus tiap hari. Hahaha. Sampe mbak-mbaknya disana hapal. Hahaha.

Puasa-puasa sebelumnya juga banyak banget cerita-cerita menarik. Cuma maklum aja ya, ingatan manusia terbatas, jadi pengalaman-pengalaman yang ada disortir dan disisakan dengan yang berkesan dan menarik aja. Hihihi..

Puasa kali ini dengan teman-teman baru, keluarga-keluarga baru, sahabat-sahabat baru, barakallah.
^_^

Selasa, 02 Juni 2015

WAKTU

Hai!
Aku mau bahas tentang waktu.
Aku ini orang yang tepat waktu, tidak suka tekanan waktu dan selalu terpacu dengan waktu.
Aku orang yang tepat waktu, semua sahabatku tahu sekali hal itu. Aku benci menunggu, karena aku benci pula membuat orang lain menungguku. Kalau misal sudah bilang pukul 10, ya jam 10 teng harus sudah siap. Atau, kalau aku, 15 menit sebelum sudah ready. Aku sebenernya benci menunggu. Apalagi menunggu orang yang dengan sengajanya mengulur waktu. Lah, dia pikir waktuku cuma untuk menunggu? Misal, pukul 10, tapi yang janjian sama aku itu dateng setengah sampai satu jam. Waktu itu kan bisa dipakai buat hal-hal yang lebih bermanfaat, selain hanya menunggu. Misal, beres-beres rumah dsb. SO, kalau emang niat banget janjian sama aku, usahakan tepat waktu. Untuk hal-hal lain mungkin aku masih bisa kompromi, tapi untuk urusan satu ini, WAKTU, tidak bisa sama sekali aku tolerir.

Yang kedua mengenai tekanan waktu. Sebenernya lebih tepatnya ke deadline waktu sih. Misal, pengumpulan tugas kuliah nih, misal hari selasa pukul 10. Sebisa mungkin deh, beberapa hari sebelum, udah banget aku selesein. Atau kalau memang banyak halangan yang nggak memungkinkan selese sehari sebelum, ya pas hari H, maksimal 2 jam sebelum pengumpulan harus udah banget aku selesein.

Yang ketiga, terpacu dengan waktu. Ini ada hubungannya banget kan sama dua hal di atas. Udah aku kasih contoh juga.
Hal yang nggak kalah penting adalah pemberian waktu. Hal yang sangat-sangat menyebalkan buatku adalah ketika aku meminta sedikit waktu dari orang-orang terdekatku hanya untuk menemaniku sebentar saja, atau membantuku sekejap saja. Kadang bukan itu yang mereka berikan. Contohnya nih, dulu ada temanku yang selalu meminta waktuku dan memaksaku dan HARUS menyediakan waktuku untuknya. Bisa berjam-jam bahkan sampai mengganggu waktu tidurku. TAPI, ketika aku hanya meminta waktunya sebentar saja, tidak sampai hitungan jam kok, dia nggak mau. Ada aja alasannya untuk menolak. Lalu, lama-lama aku jadi menjauh. Maaf, aku juga butuh dihargai kok. Aku nggak mau munafik, aku juga butuh dihargai dan diperlakukan sama. Penghargaan kecil semacam itu yang bikin aku seneng kok, misalnya didengerin ketika curhat, bukannya malah sibuk main gadget. Gadget kan bisa dimainin setiap waktu bukan? Tapi bertemu dengan sahabat kita tidak setiap waktu.
Suka sedih sendiri sama orang yang lebih memilih gadget ketimbang orang-orang yang ada disekitarnya. Aku termasuk orang yang, nggak masalah aku gaptek, yang penting aku nggak kehilangan moment sama orang-orang yang aku sayang. Aku jarang lho, gunain gadget kalau lagi kumpul baik sama temen-temen, sahabat-sahabat, maupun keluarga. Aku mikirnya sih gini, mumpung Allah masih kasih waktu bisa ketemu, ngobrol, berbagi cerita dan tawa, kenapa nggak dimanfaatin? Kenapa justru malah asik dengan dunia yang maya?
Ya sih, kalau gadget digunain buat silaturahmi sama orang-orang. Tapi kan ada batas waktunya juga kan?

Aku sebenernya suka sedih, kalau aku lagi curhat, malah dicuekin gara-gara gadget. Dia punya telinga, tapi seakan-akan telinga itu nggak digunain seharusnya. Itulah kadang kenapa aku suka blocking dan males kalau harus cerita sama orang yang sukanya gadget terus. Lagi-lagi balik ke penggunaan waktu, aku sama sekali nggak suka waktuku dibuang percuma untuk orang yang nggak peduli sama aku.

Yah, maaf sih kalau ternyata ada yang menyinggung beberapa pihak. Udah suka ngomong sih, kadang ya dilakuin terus aja. Hei, bagaimana kalau kita belajar untuk saling menghargai satu sama lain? Biar hidup kita juga enak.

Galau dipenghujung semester

Hai, ini Anis di hari ini. Yang entah kapanpun dan siapapun yang membaca, ingat aja, kalau hari ini tiba-tiba Anis-nya lagi galau! Iya, galau. -emang siapa yang bakal peduli?-

Sebenernya nggak galau-galau amat. Cuma lagi banyak pikiran aja. 2 minggu lagi UAS. Banyak TUGAS. Tapi belum ada satu pun yang aku kerjain. Panik? Jelas lah. Tapi ya gitu, nggak ada usaha apa-apa. Malah diem aja. Buka leptop cuma sekedar buka. Mau ngerjain tugas, masih males banget. Gimana sih ini. Taun lalu pas baru aja wisuda, pengen kuliah lagi. Giliran udah kuliah lagi, kayak nggak niat banget gini :(

Sedih sebenernya, tapi gimana? Nggak bisa ngerjain kalau emang nggak ada niat sama sekali. Sementara niat dateng kalau udah ngantuknya bukan main. Duh.

Ini kuliah S2 padahal, berasa masih kayak main-main. Kuliah berasa kayak S1. Entah ini cuma perasaan aku aja apa gimana, pengennya main dan kuliner terus. Nggak biasanya gini. Dulu waktu masih di Semarang, perasaan nggak gini-gini amat. Niat nggak niat, tetep aja ngerjain tugas. Lha ini? Dimana salahnya sebenernya nggak ngerti.

Semogaaaaa, cepet dikasih niat, cepet dikasih semangat. Kalau emang kuliah mau cari ilmu doang, itu maunya. Tapi ini nggak e, mau cari nilai juga. Biar nggak sia-sia. Pengen bisa pinter kayak temen-temen.

S.E.M.A.N.G.A.T!!!

Selasa, 27 Januari 2015

setiap perubahan

Tiba-tiba berhasrat sekali pengen nulis ini setelah sepagian ini ngobrol-ngobrol nggak jelas sama sahabat saya. Hihi. Nggak usah disebutkan namanya, jenis kelaminnya laki-laki. 

Saya kenal dia sudah lamaa sekali. Sekitaran enam tahun yang lalu saat lulus SMA. Tapi sekalipun belum pernah bertemu. Ya, semacam sahabat pena. Sahabat pena yang semua kontaknya punya, mulai dari semua media sosial, sampai BBM, no WhatsApp dan no telefon. Keren ya? Hahaha.

Saya nggak pernah tahu kesehariannya seperti apa. Baik dulu maupun sekarang. Terkadang kamu nggak perlu tahu-tahu banget apa urusan orang sekalipun itu sahabatmu kan? Ada satu hal yang entahlah, buatku sangat menarik dari dirinya. Dia sudah berubah sekarang. Berubah jadi yang lebih baik maksudnya. Subhanallah, alhamdulillah. Allahu Akbar. Barakallah.

Sungguh, ikutan seneng sama perubahan dia ini. Jadi ceritanya bermula semenjak beberapa waktu lalu. Waktu itu, dia BBM saya, minta dikirimin mp3 surat Ar-Rahman dan surat Al-Waqiah. Terus, saya cari-cari. Kebetulan saya punya aplikasinya, saya download dan saya kirim ke dia. Katanya tugas dia selanjutnya adalah menghafal. Subhanallah. Semoga kelak kau menjadi hafiz ya ^_^

Pagi ini saya ngobrol sama dia masalah kodratnya laki-laki dan perempuan.
Dia bilang, perempuan itu kodratnya adalah mengurus rumah tangga. Saat belum juga laki-laki datang ke dia, saat itu perempuan sebaiknya menyibukkan diri dengan urusan rumah tangga (kurang lebih begitu).
Dia bilang, kalau perempuan belum menikah, ya sibukkan diri dengan membahagiakan orang tua. Kalau nanti sudah menikah, tugas perempuan adalah manut dan patuh sama suaminya. Untuk urusan menyenangkan orang tua ya anak laki-laki, bukan perempuan.
Entah bagaimana, sesaat aku nggak paham kenapa bisa ngomong gitu. Lama-lama ngerti juga. Saya sudah dewasa, pemikiran saya bisa berubah. Apalagi dia? Dia kan laki-laki. Memang proses pematangan pikiran laki-laki lebih lambat dibandingkan perempuan. Tapi sahabat saya ini sungguh luar biasa :D

Dan bahkan dia repot-repot capture chat itu. Entahlah untuk apa -_-

Nggak cuma belajar agama, dia juga ngajarin ilmu kejiwaan dan sebagainya. Saya rasa, dengan berada jauh dari orang tua, merantau, benar-benar merasakan susah senang, jatuh dan bangkit sendiri, berjuang demi mencari rizki yang halal, sudah membuatnya berubah. Tentu saja ke arah yang lebih baik.
Nggak pernah seadem ini ngobrol sama dia. Biasanya kan cuma berantem nggak jelas.

Semoga engkau, wahai sahabatku, tetap istiqomah di jalan Allah. Semoga Allah selalu melancarkan dan membukakan pintu rizki dan jodohmu selebar-lebarnya. Semoga Allah senantiasa melindungimu. Semoga Allah berkenan mengabulkan cita-citamu yang mulia itu. Semoga akan datang jodoh yang baik untukmu kelak. aamiin.

^_^

Jumat, 16 Januari 2015

Goodbye, Neni

Udah dua hari ini pengen banget nulis tentang dia. Tentang seorang sahabat yang sudah tiada. Neni Nur Khasanah.

Halo Neni!
Apa kabar ya kamu? Aku pastikan kamu selalu baik-baik aja sama Allah. Pastilah :)
Aku kangen Ne sama kamu. Nggak kerasa ya, udah 3,5 tahun kamu nggak ada :')
Dua hari yang lalu, 14 Januari tepatnya, itu hari kelahiran kamu. Aku masih inget banget lho, Ne. Foto kamu yang dulu aku "curi" diem-diem hihi, tapi habis itu aku bilang kan ya? ;)
Aku masih simpen di figura di atas meja belajar di kamarku lho. Masih ada banget, Ne.

6 Juni 2011,
Hari ini satu temanku pergi,
pergi jauh takkan pernah kembali,
sekeras apapun menangis
takkan merubah yang tlah terjadi
harusku lepas

hari ini, kan ku ingat kembali
semua tepak jalan waktu bersamanya
setiap kata yang tlah diucap
bagai warisan yang telah disiapkan
harus ku jaga

slamat jalan, slamat jalan teman
slamat jalan, sampai jumpa

Tuhan yang aku cinta, mudahkan jalan dia
Tuhan yang aku cinta, sambut kehadirannya

Hari ini satu temanku pergi,
pergi jauh takkan pernah kembali,
sekeras apapun menangis
takkan merubah yang tlah terjadi
harusku lepas

mulai hari ini takkan terulang lagi
senyum canda marah atau kecewanya
badai rindu yang kini ku rasa
badai rindu yang tak pernah reda
sampai jumpa

Sampai Jumpa - Sheila On 7 (Album Musim Yang Baik)

Aku yang bodoh, justru terakhir ketemu kamu 4 tahun yang lalu. Waktu kamu terbaring sakit di ranjang rumah sakit. Kita yang waktu itu sudah lama tak berjumpa. Trenyuh banget, Ne liat kondisi kamu waktu itu. Dengan tubuh bengkak semua karena sakit ginjalmu :(
Di antara sakitmu, dan di antara tangismu, kamu sempet bilang sama aku, kalau aku harus pinter jaga kesehatan, jangan lupa minum air putih. Dan aku nggak ngerti kenapa, seolah kamu tahu itu terakhir kali kita ketemu. Maafin aku, Ne.

Siang itu, 6 Juni 2011, di tengah perjalanan menuju ibukota Provinsi Jawa Tengah, Tika ngabarin aku kalau kamu udah nggak ada, Ne. Seketika rasanya badanku kayak nggak punya tulang buat nopang. Lemes. Tapi nggak bisa apa-apa. Menangis pun masih kerasa sulit buatku. Bahkan di saat terakhir kamu, aku nggak bisa nengok kamu :(
Maaf Ne.
Tapi, setiap hari, aku selalu doakan yang terbaik buatmu, Ne.

Inget nggak dulu, kita selalu bareng-bareng berempat. Aku, kamu, Ade, dan Tika. Main-main bareng, satu kelas, ngapa-ngapain juga bareng. Kamu itu, luar biasa, Ne. Kamu udah ngajarin aku banyak hal, makasih ya, Ne.

Ne, dua sahabat kita udah nikah lho. Tika bahkan udah punya putri kecil yang lucu. Aku masih seperti ini. Sementara Ade udah bahagia sama suaminya. Kamu yang tenang ya, Ne disana. Kami nggak akan pernah lupa sama persahabatan kita dulu. GGB. Inget kan? Geng Gila Bener. Hihihi.

Makasih ya Ne, sudah mau jadi sahabatku.
Semoga Allah akan selalu memudahkan jalanmu.
Semoga Allah akan senantiasa memelukmu dengan indah.
Bismillah Ne, semoga kamu akan menjadi salah satu bidadari penghuni surga. Aamiin.

14 Januari 1991-6 Juni 2011
Semoga tenang disisi Allah SWT.
aamiin.

Kamis, 08 Januari 2015

Buku, buku dan buku

Dari jaman kecil, kalau disuruh ngisi hobi atau kesukaan pasti jawabnya baca buku. Dari kecil emang udah dibiasain buat baca buku. Sukaaa banget pokoknya kalau diajakin mainnya ke toko buku. Aku nggak baca semua buku sih, beberapa aja yang emang menarik buat dibaca. Buku-buku kuliah aja banyak yang nggak tamat bacanya kok hehe.

Aku juga suka banget nulis. Katanya sih ada hubungan erat antara baca buku dan nulis. Saling berkesinambungan lah. Jadi ceritanya, cita-cita dari jaman kecil adalah aku bisa punya buku sendiri. Maksudnya aku pengen bikin buku bacaan. Tapi itu cita-cita, entahlah, prakteknya susah banget. Jadi dulu punya cita-cita sebelum umur 17 tahun, udah bikin novel teenlit. Berhubung nggak bisa, akhirnya ada target sebelum umur 20. Dan sampai sekarang, umur 23, bikin novel 1 aja belum selese-selese. Entah apa mauku. Eh tapi kalau skripsi bisa dimasukkin kategori buku, berarti aku udah bikin 1. Hahaha.

Bikin blog ini juga salah satunya buat ngelatih nulis. Bukan cuma buat galau-galauan atau keren-kerenan. Bukan kayak gitu. Ini murni pengen ngelatih tulisan aja sih. Bisa nggak. Pada suka nggak. Gitu.

Oh ya, aku juga punya cita-cita bikin perpustakaan. Alhamdulillah sekarang novel-novelnya udah lumayan banyak lah. Dan nanti kalau udah punya rumah sendiri, pengen banget punya ruangan kecil gitu buat bikin perpustakaan. Hai calon suamiku (siapapun kamu) suka baca juga nggak? Suka nulis juga nggak? ;)

Yah, dari banyak cita-cita yang aku punya (nggak perlu disebutin semuanya, karena it's secret :p) salah satu adalah pengen jadi penulis. Entah itu penulis cerita anak-anak, remaja atau dewasa. Atau bahkan buku-buku umum yang isinya pelajaran atau pedoman hidup, apapun itu, aku pengen bisa berbagi pengajaran dan pelajaran yang bagus. Jadi misal nih, buat cerita anak-anak, pengen ngajarin anak-anak biar jadi anak yang pandai, pemberani tapi tetep taat dan patuh sama agama dan orang tua. Begitu juga dengan yang lain.

Jaman kecil sih, suka bikin cerita fabel. Buat temen-temen atau dikirim ke majalah anak-anak. Sayang seribu sayang sih :p
Sekarang lagi mulai nulis lagi nih. Dapet masukan, semangat dan wejangan dari sahabatku dari jaman SD. Dia udah bikin cerpen yang dimuat dibuku, dan sekarang udah teken kontrak sama penerbit. Lagi bikin novel-novel juga dia. Subhanallah ya, sahabatku lho itu. Hihihi ikutan bangga. Aku juga nggak mau kalah dong.

Kalau kamu, apa cita-citamu? :)

setiap lagu punya cerita

Pasti kalian semua setuju, setiap lagu pasti punya cerita. Mungkin bukan untuk kita, mungkin juga buat orang lain. Setidaknya, dalam hidup kita, ada beberapa lagu yang spesial dan berbeda buat kita.

Saat menuliskan ini, aku lagi dengerin lagu Breakeven - The Script.

Dulu, lagu ini pernah jadi lagu pengantar patah hatiku. Tapi justru aku tambah percaya sama Allah, kalau Allah akan melindungi aku dari orang yang berniat tak baik padaku. Tidak seperti lirik di lagu ini yang bilang kalau si dia udah nggak percaya Tuhan. Jangan sampai ya, naudzubillahmindzalik.

Pastilah kita punya lagu masing-masing sebagai pengantar atau pengungkapan isi hati yang tidak bisa tersampaikan. Entah itu lagu cinta, sedih, rindu, patah hati dan lain sebagainya. Masing-masing dari kita pasti punya lagu untuk seseorang, entah itu untuk ayah, ibu, kakak, adik, saudara, teman, sahabat, pacar, gebetan, mantan pacar, guru, dan lain sebagainya. Lagu-lagu itu ibarat kata sebagai perwakilan isi hati.

Buat sekarang ini, aku belum punya lagu yang bikin otakku keinget sama orang, atau sama lirik lagu itu sendiri. Memang, dari beberapa lagu di playlist itu banyak yang bikin keinget sesuatu. Bukan seseorang sih, tepatnya kenangan saat bersama orang tersebut. Ada beberapa lagu yang kalau denger malah bikin nangis. Yang pertama lagu tentang Bunda - Melly Goeslow. Entah kenapa, tiap denger lagu ini aku jadi merasa belum bisa bahagiain mama. Satu lagi Semua Tentang Kita - Peterpan. Nggak bisa nggak nangis kalau denger lagu ini. Kenapa? Soalnya jadi keinget sama eyang putri. Aku biasa panggil Nyati. Aku kecil selalu dirawat sama Nyati, makanya pas Nyati nggak ada, aku sedih banget. Sampai sekarang, kalau lagi sedih juga langsung keinget Nyati.

Lagu lain yang bisa bikin aku seneng itu 11 Januari - Gigi. Sama sekali nggak ada moment sama lagu ini, tapi lagu ini selalu bikin aku senyum-senyum. Aku selalu membayangkan, suatu saat nanti akan ada seseorang yang nyanyi lagu ini buatku. 11 Januari. Itulah kenapa aku suka banget tanggal 11 Januari. Selain itu juga lagunya Sheila On 7 - Pemuja Rahasia. Dulu selalu punya angan-angan kalau aku punya pengagum rahasia. Haha.

Sebenernya, lagu apapun yang lagi disuka itu terkadang menyesuaikan sama isi hati, atau dari seberapa sering kita dengerin lagu ini. Bosen sama lagu juga kadang karna nggak pas lagi sama kondisi hati. Aku juga nggak secara spesifik suka banget sama penyanyi tertentu. Banyak sih yang aku suka. Lagu pun gitu. Asal enak aja didenger ya pasti suka.

Ah tiap-tiap nada dan lirik dalam lagu memang bisa membangkitkan memori tentang kenangan masa lalu. Memang bukan untuk diratapi atau ingin balik ke masa dulu, setidaknya kita tahu, pernah ada alasan kita untuk bahagia, untuk sakit, sedih, rindu, patah hati.

Playlist sekarang pindah ke Maroon 5 - Animals.
Kalau kamu? ^_^

Kamis, 01 Januari 2015

Bye 2014, Welcome 2015

Alhamdulillahirobbil'alamin.
Tahun 2014 yang berat sekaligus bikin gembira terlewat juga. Banyak banget cerita yang disimpen dan patut dikenang di tahun 2014 ini. Barakallah.
Semoga tahun 2015 menjadi tahun yang baik, yang berkah buat semuanya. Aamiin.

Mulai dari awal 2014, yang masih berkutat sama skripsi. Masih banget pusing-pusing ngurusin koding yang nggak selese-selese, yang justru malah disuruh koding ulang. Target wisuda febuari akhirnya pupus dan kandas. Kudu nunggu 4 bulan lagi kalau mau wisuda. Ngambek sama bapak-ibu dosen, yang sebel, yang jengkel, yang ketawa bareng-bareng sama sahabat-sahabat. Mulai dari ditinggalin wisuda sama iwul dan mamat, sampe kudu jungkir balik buat ngrebut waktu dan hatinya bapak-ibu dosen biar skripsi cepet selese.

Bulan mei, tanggal 6, alhamdulillah banget akhirnya bisa sidang. Waktu itu cuma punya waktu 7 hari buat nyelesein revisi akhir skripsi, biar bisa ngejar wisuda juni. Disemangatin sama dosen-dosen. Alhamdulillah banget, revisi dikit banget, cuma hapus-hapus bagian yang nggak penting. Sampai pas udah selese daftar wisuda, nggak taunya daftar wisudanya diundur 7 hari lagi.

Ribet banget nyiapin wisuda sama nikahan sepupu. Bikin kebaya sekaligus 3, buat wisuda sama buat nikahan sepupu. Alhamdulillah banget, 9-10 Juni resmi dinyatakan SARJANA! YEYYYYYYY :D
Tanggal 11 Juni pas ulang tahun mama, nikahan sepupu.

Alhamdulillah juga, mimpi yang selama ini dipengen, akhirnya bisa kesampaian juga. Pengen banget bisa apa yang orang lain bisa, kesampaian juga. Alhamdulillah, dapet kado motor dari Bapak-Mama. Barakallah, semoga motornya bermanfaat. Tanggal 4 September, ulang tahun yang ke-23.

Meski masih jadi pengangguran, alhamdulillah hidupnya juga nggak susah, selalu bahagia :D
Dapet kado akhir tahun dari Bapak, handphone baruuuu :D
Juga kasur baru. Hahaha

Sedihnya juga ada. Contohnya, ditinggalin kamu pacaran sama orang lain. But that's OK. Bersyukur aja, alhamdulillah karena Allah sedang menunjukkan kalau kamu bukan jodohku. Hehe.
Jadi pengangguran yang di rumah cuma makan dan tidur. Adek satu-satunya kuliah di Jogja. Waahhh.
Ada juga cerita sedih sekaligus lucu, yaitu pas kecelakaan seminggu habis lebaran. Di deket rumah Mbah. Hihihi *yang ini memalukan :D

Luar biasa perjalanan 2014 ini. Ada tawa, tangis, sedih dan bahagia.
Semoga tahun 2015 dan tahun-tahun berikutnya menjadi lebih bahagia, lebih sehat, diberikan rejeki yang halal, dilancarkan segala urusan, menjadi pribadi lebih baik, menjadi muslimah yang taat, didekatkan jodohnya. Aamiin.

HAPPY NEW YEAR! :D