Kamis, 30 Mei 2013

penghujung Mei 2013

ini sudah berada dipenghujung bulan Mei 2013
waw, i can't imagine now.
aku sedang membayangkan, bagaimana rasanya harus berpisah dengan sahabat2 terbaik
dengan sahabat2ku, keluarga besar psikologi UNNES 2009 rombel 1

long, long time ago, aku dipertemukan Allah dengan orang2 yang aku panggil sahabat saat ini
aku punya sahabat yang luar biasa menyenangkan dan baik. yaa Allah, ini lebih dari cukup anugerah yang Kau berikan.

aku sedang membayangkan, untuk waktu yang akan datang. hingga tiba saatnya nanti, kita harus berpisah. berpisah dalam hal "kita tidak lagi satu ruangan untuk mengikuti perkuliahan yang manakala terasa sangat membosankan dan awkward". rasanya sungguh, aku tak sanggup membayangkan bagaimana rasanya berpisah dengan sahabat2 terbaikku. ini sungguh loh, aku baru pernah menjalin hubungan persahabatan dengan teman satu kelas. bahkan terakhir kali mungkin SD -___-

aku ingat, ketika kita masing-masing duduk di spot yang menurut kita nyaman buat kita (atau terpaksa dibuat nyaman karena emang kursi udah penuh). aku juga ingat, waktu kuliah, ada yang mengantuk, ada yang tidur, ada yang mengobrol, ada yang pura2 mendengar tapi pikiran entah kemana, ada yang sibuk dengan gadget, ada yang sibuk mencatat, ada yang sibuk memperhatikan (yang ini terpaksa karena harus duduk dibangku paling depan). that's very funny. mungkin nggak banyak yang tau, dan mungkin juga nggak banyak yang menyadari bahwa hal2 kecil seperti ini yang justru membuat kita rindu. yap, rindu. tak perlu jauh2 berpikir saat kita masing2 sudah menyandang gelar S.Psi ya. sekarang saja, rasanya sudah rindu. banyak waktu yang dulu kita habiskan untuk bersama, berbagi cerita, berbagi tawa, sekadar sharing atau memang bertemu hanya saat kuliah (ada), sekarang waktu itu tak lagi sebanyak dulu. entahlah, seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupku. pernahkah kalian merasakannya?

jadi teringat juga waktu kita sama2 disibukkan oleh tugas, tapi nggak menyurutkan kita buat ketemu dan berbagi canda tawa padahal pikiran sedang pusing2nya. memang kalau ketemu orang yang tepat kita bisa melupakan sejenak, tapi ada juga yang bikin malah tambah galau. tapi tenang, ternyata semua itu juga akan (dan sekarang juga sih) bikin kangen. kalau mau ujian, inget kita bareng2 pinjem catetan temen, buat kita copy bareng2. inget waktu kuliah statistik yang rasanya wow sekali. kalian luar biasa, guys!

mungkin ironi ketika aku membandingkan kalian dengan teman2 kelasku dahulu. dan bahkan aku tak menemukan celah untuk menyebut mereka terbaik, karena kalian memang yang terbaik jauh dari mereka. ketika ada seseorang yang bertanya "andai kamu bisa mengulang waktu dan bisa kembali ke masa lampau, ke masa mana yang akan kau pilih untuk mengulang?" dan aku tak menemukan jawaban apapun, karena buatku, selama lebih dari satu dekade aku sekolah (sesungguhnya bosan), aku tak ingin kembali ke masa apapun karena buatku, masa yang sekarang, with you all adalah masa terindah yang pernah aku lalui (dan benar2 aku nggak ingin masa ini cepat berlalu).

bersama kalian, aku benar2 menemukan teman yang luar biasa. luar biasa dalam segala hal. toleransi, kebersamaan, attachment, and something else. entahlah, kalian berbeda. ini karena memang kita sudah dewasa atau karena kita mahasiswa psikologi? :D *abaikan pilihan terakhir. karena buatku, menjadi mahasiswa psikologi, satu kelas bersama kalian, apapun bersama kalian, rasanya itu seperti kesalahan terindah (yep kesalahan, karena aku pernah berpikir, menjadi mahasiswa psikologi itu salah buatku). tapi kesalahan itu menjelma menjadi anugerah.

kalian itu hebat2 semua. tapi kalian sama sekali tidak sombong. kalian mungkin seringkali menggerutu, tapi aku suka karena kita satu pikiran. kalian itu tipikal orang yang sederhana, yang tak mau memamerkan apapun untuk tujuan yang yah mungkin nggak ada gunanya. kalian itu nggak membedakan satu sama lain. dan kalian adalah pengaruh terbesar dalam perkuliahanku dan kehidupan pribadiku. mungkin terdengar seperti gombalan atau bualan. andai aku bisa meminta pada Tuhan, aku akan meminta agar waktuku bersama kalian takkan pernah cepat berlalu. dan kalaupun berlalu, semoga Tuhan akan sering mempertemukan kita diwaktu yang sangat baik.
 
semangat skripsi kawan2ku. semoga Allah selalu memudakan langkah kita kedepannya, aamiin ^_^

Selasa, 21 Mei 2013

karena orang yang tepat itu . . .



orang yang tepat buatmu bukanlah dia yang selalu menuntut perubahan padamu, karena dia yang tepat buatmu benar-benar akan menyukaimu apa adanya. Namun jika kamu bersama seseorang yang selalu menuntut perubahan sesuai keinginannya, itu artinya dia (mungkin) bukan orang yang tepat buatmu

Aku suka kata-kata ini. Kata-kata yang baru saja keluar ketika sedang mengobrol santai dengan salah seorang sahabatku. Menurutnya, orang yang tepat adalah orang yang menuntut perubahan. Tapi buatku, justru orang yang tepat itu bukan orang yang selalu menuntut adanya perubahan pada dirimu, kecuali memang itu baik buatmu.
Aku selalu tersanjung ketika melihat orang yang menemukan pasangan yang tepat. Mereka hanya cukup mencintai dan dicintai HANYA dengan menjadi dirinya sendiri. Seperti ayah dan ibuku. Bahagia rasanya. Terkadang ada rasa cemburu terbesit, akankah kelak jika aku punya pasangan akan sebahagia ayah dan ibuku dengan cukup menjadi diriku sendiri? Semoga saja, aamiin.
Aku akan mengambil contoh sederhana saja. Bukan cerita orang lain. Hanya sekelumit kisah yang pernah aku jalani.

Aku pernah mencintai seseorang. Dia terlihat begitu indah sempurna buatku. Tanpa ada cela. Andaikata dia warna, buatku dia adalah putih, bersih, tanpa kotor. Itu dulu, sebelum aku memang benar-benar mengenalnya. Entah mengapa, setelah mengenalnya, aku merasa sungguh tersiksa. Bagaimana bisa aku mencintai seseorang, dekat dengannya tapi hatiku selalu tersiksa? Apakah ini cinta? Benarkah ini cinta? Iya kah? Aku juga nggak ngerti. Dia selalu memintaku untuk berubah. Berubah sesuai dengan yang dia mau. Memang yang dia inginkan itu yang terbaik. Tapi harusnya dia tau, harusnya dia paham dan harusnya dia mengerti, kan apa yang dia inginkan belum tentu memang itu yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain. Awalnya mungkin dengan senang hati aku menurutinya. Lama-lama rasanya sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa aku merasa tersiksa dengannya. Apakah memang benar ini yang aku mau? Apa memang benar dia yang aku butuhkan? Apakah memang bla bla bla. Masih banyak pertanyaan yang lain. Dan ketika aku ikhlaskan untuk melepasnya, dengan alasan demi hatiku (sesekali boleh dong memikirkan perasaan sendiri, jangan hanya memikirkan orang lain yang belum tentu dia benar-benar memikirkan perasaan kita walau ucapnya begitu, you know what i mean J) justru aku merasa lega. Ya lega, kenapa? Karena aku tak perlu lagi memakai topeng. Topeng? Iya. Haha. Hanya karena dalih ingin membahagiakannya, aku harus berpura-pura menjadi apa yang dia inginkan, menjadi orang lain yang justru teramat sangat menyiksaku. Dan pernyataan ini diperkuat ketika sahabatku mengatakan bahwa, mereka lebih suka melihatku ketika aku tidak bersama dia, karena jika bersamanya aku menjadi orang lain yang tidak mereka kenal.

See? Itulah kenapa aku berani mengatakan, orang yang tepat buatmu tidak akan menuntut perubahan besar padamu karena dia lebih menyukai dirimu apa adanya. Temukan orang yang demikian, dan ketika kau mendapatkannya, jangan lepaskan. Orang yang aku maksud disini bukan hanya pasangan lho ya, melainkan teman, sahabat dan lingkungan juga. Mungkin kamu perlu sedikit perubahan, tapi ingat, lakukan dengan ikhlas dan bila memang itu yang benar-benar kau mau. Jangan sampai terpaksa ya.

Karena sesuatu yang dipaksakan itu hasilnya takkan menjadi baik.

*semoga bermanfaat ^_^