kali ini aku bercerita tentang patah hatiku.
mungkin aku memang menyukai (bahkan mencintai)
seseorang tanpa sadarnya diriku. bayangkan, sudah lama bersama-sama tapi masih
juga nggak sadar. dan memang aku sendiri yang menyangkalnya bahwa rasa itu
telah ada. ya, dia pacar orang. dia sahabat baikku. dan aku tidak apa-apa
dengan status itu, karena aku hanya sahabat baiknya. aku marah? aku
cemburu? aku sebal? aku benci? jelas. karena memang itulah teori patah hatiku.
dan aku justru menyadarinya setelah dia benar-benar pergi dariku, pergi
meninggalkan aku sendiri dengan menggenggam cinta dan dengan bodohnya selalu
berdoa agar kau berpisah dengannya. aku wanita bodoh dengan sejuta
pengharapanku padamu, yang bahkan mungkin tak akan pernah kau sadari dan kau
pahami.
begini ceritanya, aku terlanjur "terikat dan
tak mau melepaskan dirimu". dengan bodohnya. entah hanya aku atau kamu
yang bodoh? justru disaat kamu telah dimiliki orang lain, kita justru semakin
dekat. dengan status sahabat baik tentunya. tapi yang namanya perasaan memang
tak pernah bisa bohong kan? bahkan meski perih sekalipun. aku sering membaca
teori dimana-mana. yang mengatakan bahwa "pada akhirnya nanti, kita akan
jatuh pada orang yang membuat kita nyaman, yang membuat aman dan tenang berada
di dekatnya, selalu tertawa bila disampingnya, bersamanya kamu bisa menjadi apa
adanya, serta menghabiskan waktu bersamanya adalah suatu hal yang tidak
membosankan". andaikata memang begitulah aku dan kamu, bisakah kamu
menyadarinya? karena aku lelah bila hanya aku saja yang menyadarinya dan
membiarkan hatiku berspekulasi tentangmu, tentang rasamu dan tentang aku dan
kamu.
jauh darimu membuatku banyak berpikir, memang
benar, cuma kamu yang bisa membuat jantungku terasa hangat dan sejuk disaat
bersamaan. bahkan kamu, satu-satunya lelaki yang tak mungkin menyentuhku, tak
mungkin memaksaku, dan dengan ajaibnya, kamu selalu membiarkan aku menjadi
diriku sendiri, selalu membiarkan aku mengutarakan apa yang ada didalam kepala
dan hatiku tanpa perlu merasakan canggung. kamu dengan ajaibnya, yang mampu
membuatku berubah menjadi lebih baik, tapi tak pernah sedikitpun kamu meminta
imbalan yang membuatku rugi. tak pernah, karena imbalan yang kamu minta pasti
itu juga akan membuatku terpacu lebih untuk berbuat dan melakukan yang terbaik,
untuk keluargaku, untuk teman-temanku dan untukmu.
susahnya bangkit darimu membuatku sadar. bila
mungkin ada lelaki lain yang benar-benar mencintaiku apa adanya, mungkin
melebihi dirimu yang mampu menerimaku apa adanya yang mengharuskan lelaki itu
harus berjuang keras untuk mendapatkan hati dan cintaku. mereka bisa saja
mendapat perhatianku, tapi belum tentu bisa mendapatkan cintaku.
beberapa saat yang lalu, dari sebuah novel yang
ditulis Indah Hanaco yang berjudul The Vanilla Heart, ada salah satu paragraf
yang membuatku seakan tersadar oleh sesuatu. oleh perasaan yang selalu aku
rasa. begini bunyinya "aku tau semua yang sudah dan akan kamu
ucapkan. aku paham semua teori patah hati dan butuh waktu untuk menyembuhkan
luka itu. masalahnya, aku keberatan mematuhinya. aku merasa manusia harus bijak
memanfaatkan waktu. kenapa manusia mesti membuang waktu untuk menangis sesuatu
yang tidak bisa berubah? berduka pun ada masa kadaluwarsanya"
barisan kalimat ini jelas bukan ditujukan buatku. aku saja tidak mengenal
penulis ataupun tokoh yang ada didalam novel tersebut. tapi novel dan tulisan
dari penulis seakan memarahiku, membuatku tersadar. apakah memang aku sebodoh
itu? yang membiarkan waktuku terbuang sia-sia hanya untuk menunggu, menunggu
dan menunggu seseorang yang sangat tidak jelas nantinya akan bagaimana
terhadapku. hei, dia sudah punya pacar, dan bahkan mereka akan segera
meresmikan hubungan mereka dalam ikatan pertunangan. apalagi yang kau tunggu?
haruskah terus-menerus berpijak pada rasa sok bertanggung jawab menyelamatkan
dia dari orang yang tidak kamu sukai? tidak bisakah kau berdamai dengan
kenyataan? menerima kenyataan, mengucapkan selamat dan membiarkan dukamu hilang
diterpa angin?
TENTU. AKU PUN BISA MELAKUKAN ITU. dengan tidak
mengurangi rasa hormat sedikitpun, kamu masih tetap sahabat baikku. kamu masih
tetap ada dihatiku, tapi kedudukan dan kadar rasa yang ada tidak bisa
semenakjubkan dulu. aku membiarmu terbang mengikuti arah kemana hatimu akan
memimpin. aku membiarkanmu merajut asamu hingga tak ada lagi aku yang
mengganggumu, tapi akan ada aku yang selalu mendukungmu. hei, biarkan aku
mencari kekasih hati lain. aku juga lelah dan jengah menantimu seorang diri.
kau berlari dan aku merangkak. aku juga kasihan pada hatiku yang terlalu aku
biarkan kosong. hanya berdoa, bila nanti memang kau benar-benar jodohku, aku
akan ada disini, merentangkan sayapnya lebar-lebar untuk kau kembali. tapi bila
bukan, lihatlah hai sahabat baikku, aku juga tidak akan kalah denganmu :) *you
must know what i mean ;)
terima kasih untuk semua yang pernah kau ajarkan
untukku. terima kasih untuk semua yang pernah kau berikan untukku.
semua-muanya. aku tidak akan pernah bisa membalasnya satu persatu. tapi aku
akan balas dengan doa terbaikku agar kau selalu sukses dan selalu dilindungi
Allah SWT. dan biarkan Sang Pencipta yang membalas semua kebaikanmu.
satu lagu yang selalu membuatku teringat padamu,
Malaikat Juga Tahu - Glenn Fredly
*cepat atau lambat kau akan tahu keberadaan
tulisan ini. cepat atau lambat kau akan tau bahwa hanya dirimu yang aku maksud
disini. dan disaat kau tau, aku sedang berdiri disini, tersenyum melihat padamu
dan berkata "aku baik-baik saja. kaupun harus demikian" :)
i loved you so