Kamis, 13 November 2014

selamat hari ayah, bapak

Saya baru tahu ada hari ayah ya kemarin-kemarin. Kalau tidak salah tanggal 12 November ya? Sebenarnya, tanpa hari ayah pun aku sudah ingin menuliskan tentang bapak.

Hai Bapak, selamat hari ayah.
Ananda menuliskan ini di atas meja kerjamu, tapi engkau sedang ada di kota orang, menunaikan tugas dan kewajiban sebagai kepala rumah tangga. Mencari nafkah yang tak hanya dicari dari kota sendiri. Meski Bapak selalu sibuk, ananda selalu mendoakan agar Bapak sehat selalu. Maaf ya Pak, kadang ananda egois meminta waktu Bapak untuk berkumpul bersama-sama keluarga.

Duh Bapak, rasa-rasanya ananda seperti tidak berguna sekali, selalu merepotkan Bapak.
Ananda mungkin belum bisa sesukses Bapak, tapi ananda janji dan ananda ingin seperti Bapak. Yang tak pernah pantang menyerah untuk membahagiakan keluarga.
Bapak, maaf ya, mungkin sampai usia ananda yang segini, dua puluh tiga tahun, ananda masih belum bisa membahagiakan dan membanggakan Bapak.
Mungkin ananda masih belum bisa menjadi seperti yang Bapak inginkan.
Sungguh, maaf ya Pak.

Bapakku mungkin tidak seperti ayah-ayah yang lain. Dengan pakaian necis, mobil mewah, rumah besar dan harta yang banyak. Tapi Bapakku selalu menjadi yang lain dari ayah-ayah yang lain. Bapakku cuma ada satu, yang selalu membanggakan dan dibanggakan.
Maaf ya Pak, mungkin ananda selalu mengeluh dan tak pernah menunjukkan kebanggaan, tapi Bapak diam-diam selalu aku banggakan, selalu jadi laki-laki terhebat, terkeren dan terganteng buat ananda. Bapak selalu menjadi pahlawan untuk ananda, kiki dan mama. Bapak selalu ananda sebut dalam setiap doa-doa.

Bapak, sehat selalu ya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan, kesehatan dan rizki yang halal untuk kehidupan Bapak. Semoga Allah senantiasa melindungi Bapak kapanpun dan dimanapun Bapak berada. Semoga Allah senantiasa menjaga Bapak.

Bapak, ananda anak perempuan pertamamu. Bapak itu cinta pertama untuk anak perempuan. Dan cinta Bapak adalah cinta yang paling aman, karena Bapak tidak akan pernah mampu untuk menyakiti anak-anaknya, bukan?
Bapak adalah sosok yang selalu luar biasa. Aku tak punya sosok superhero bayangan seperti yang anak-anak punya jaman sekarang. Karena buatku, Bapak adalah superhero yang tak terkalahkan dan tak tertandingi. Bapak adalah superhero yang nyata untuk keluarga. Selalu berusaha untuk melakukan dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sedari kecil, Bapak sudah membimbing ananda agar kelak menjadi perempuan yang baik dan taat beragama. Bapak pula yang mengenalkan ananda pada banyak hal di dunia ini. Ananda menjadi suka buku dan suka membaca karena Bapak. Ananda selalu ingin menjadi orang yang baik, juga karena Bapak. Bapak juga yang selalu melindungi ananda dari kerasnya dunia. Bapak juga yang selalu melindungi ananda dari laki-laki yang bukan muhrim. Bapak mungkin terlihat marah, tapi sebenarnya Bapak hanya merasa sedih karena ananda sudah beranjak dewasa.
Bapak tenang saja, ananda akan selalu menjadi putri kecil Bapak.

Nggak terasa lho, air mata menetes saat menuliskan ini. Meski ananda tak pernah mengungkapkan, tapi Bapak menjadi laki-laki pertama yang aku sayang dan aku cinta. Bapak tidak pernah menyakitiku, hanya ananda saja yang sering egois dan sensitif menanggapi perlindungan Bapak.

Bapak, maaf ya.
Ananda masih belum bisa menjadi seperti yang Bapak inginkan, tapi aku selalu berusaha.
Ananda masih belum bisa menjadi kebanggaan seperti yang Bapak mau, tapi aku akan berusaha.
Bapak, maaf ya,
Kalau ananda pernah menyakiti hati Bapak,
Kalau ananda pernah membuat Bapak marah.

Bapak, doakan ananda ya,
agar ananda selalu berada istiqomah berada di jalan Allah,
agar ananda dapat menjadi orang yang sukses, membahagiakan dan membanggakan,
agar ananda dapat menemukan seseorang yang seperti Bapak, yang bisa dibanggakan juga oleh anak-anakku kelak.





Selamat ayah, Bapak.
Semoga Allah selalu melindungi Bapak.
Semoga Allah akan selalu menjaga Bapak.
Semoga Bapak diberikan kesehatan selalu.

salam sayang,


Ananda Anistya


Kamis, 06 November 2014

Karena menyesal itu . . . .

Pernahkah ada penyesalan dalam hidupmu? Aku rasa semua orang pasti menjawab pernah. Entah itu pada hal-hal kecil, atau pada hal-hal yang besar. Misalnya, aku nyesel kenapa kemaren makan permen, sekarang gigiku sakit. Ya itu kecil yang besar. Sakit gigi itu menyakitkan ketimbang patah hati :|

Kalau kalian pernah, aku pun pernah. Contoh tadi adalah satu dari sekian penyesalan. Penyesalan kecil yang besar kedua adalah ketika minum kopi. Sudah tahu, bakalan jadi nggak enak badannya, tetep aja dilakuin. Giliran udah kejadian aja langsung nyesel.

Tapi sekarang aku nggak mau bahas nyesel makan permen atau nyesel minum kopi. Oke, mari kita bahas problematika anak muda sekarang ini: CINTA. C-I-N-T-A.

Aku pernah beberapa kali jatuh cinta. Meski sepertinya biasa-biasa saja. Maksudku, aku belum benar-benar menemukan cinta sejatiku *ceilah. Atau sudah? Aku pun tak mengertiiiii~ ouwwoooo. Aku akan ceritakan beberapa kisah, yang membosankan, tapi sejujurnya itu memberikan pelajaran dalam hidupku. Agar tak lagi-lagi salah pilih. Agar tidak lagi menyia-nyiakan.

Pertama. Dulu, jaman SMA, aku pernah pacaran sama orang (yailah orang, masa setan -_-). Minggu awal pacaran, aku bahkan masih lupa-lupa sama wajahnya. Kenapa? Karena sejujurnya aku nggak benar-benar mengenal orang ini. Sebut saja T. Enam bulan kemudian, aku mulai ngerasa kenapa T berubah. Ini cuma naluriku sebagai perempuan ya, mungkin ada seseorang yang menjadi penerobos pertahanan kami. Atau justru malah dia sendiri yang membukakan pintu lebar-lebar? Entahlah. Intinya, pada akhirnya aku tahu, cintanya dia sudah berpindah untuk orang lain. Dih, itu orang mah stres. Akhirnya kami putus. Baru sadar setelah beberapa waktu, waktu kami sudah putus, beberapa kali dia gonta ganti pacar, dan baru aku tahu juga kalau pacar-pacarnya itu didapatkan dengan cara merebut kekasih orang, dan ketika mereka putus, si T selingkuh. Laki-laki macam apa ini?
Aku punya sahabat pena, Arif namanya. Aku mengenalnya 5 tahun yang lalu, saat pacarnya Arif direbut sama T. Jadilah kami teman curhat yang "baik". Belum lama ini, Arif ngomong sama aku, katanya dia menyesal kenapa aku bisa pacaran sama T. Disini aku harus tertawa terbahak-bahak. Kenapa? Aku saja tidak menyesal kenapa pacaran sama si tukang serong, kok sahabatku ini yang menyesal.
Dari sini, aku bisa mengambil sedikit banyak pelajaran. Ya kali aku harus ikhlas kan? Aku ini sudah kurus, kalau aku masih saja belum move on, nanti aku mau jadi apa? Jrangkong yang cuma tinggal kulit, tulang sama kentut doang? Trus dipajang gitu di UKS anak-anak SD -_-
Aku nggak menyesal pernah mencintai, dekat, dan pacaran sama T. Karena kalau nggak begitu, aku nggak bakal tahu rasanya diselingkuhi kayak gimana. Kalau aku nggak begitu, nanti aku nggak bisa ngomong ke sahabat-sahabat atau klien-klien aku yang punya masalah yang sama. Sejujurnya, semenyakitkan apapun dan sesakit apapun yang aku rasain saat itu, sekarang semua itu sudah nggak berarti apa-apa lagi buatku. Semua sudah selesai. Nggak ada yang perlu dimaafkan lagi, karena aku sudah memaafkan. Nggak ada yang perlu diulang lagi, masa depanku terlalu berharga untuk sekadar menangisi masa lalu apalagi orang yang tak pernah menganggapku ada. :)

Kedua. Aku pernah dekat dengan seseorang. Bisa dibilang pacaran, tapi nggak pacaran. Ya gitu deh pokoknya. Sebut saja G. Anaknya baik, polos, menyenangkan, lucu, pendengar yang baik, nggak pernah marah, lucu lah pokoknya. Sebenernya, masing-masing orang tua kami sudah sama-sama tahu hubungan kami. Bahkan ayah dan ibu G menyetujui dan merestui hubungan ini. Sementara, yah, aku masih harus berjuang buat bikin Bapak merestui. Sampai akhirnya, semua tiba-tiba selesai, tepat waktu malam takbiran. Pemilihan waktu yang cocok bukan? Biar bisa langsung saling maaf-maafan. Hahaha, klasik. Setahun berselang, nggak sengaja, aku salah sms ke nomor ibunya. Ibu G langsung mbahas masalah yang dulu-dulu dan minta maaf bolak-balik yang sebenarnya itu nggak perlu. Karena aku sudah memaafkan dan sudah melupakannya. Aku pun nggak pernah menyesal pernah dekat dengannya. Setidaknya dia mengajari aku banyak hal. Banyak sekali malah. Terima kasih, G. Beberapa bulan yang lalu, aku, bapak, mama dipertemukan lagi dengan ayah ibu G. Entah bagaimana (atau cuma perasaanku aja?) ayah dan ibu G ini terus saja mendekatiku dan berusaha mengajak bicara. Bukannya aku nggak mau, mendadak sungkan. Apalagi terlihat jelas di gelagat mereka, kalau mereka masih mengharapkan aku jadi menantunya. Untuk kepentingan itulah, aku akhirnya menjauh. Bukannya aku nggak mau, cuma perasaanku sudah benar-benar hilang. Rasa cinta yang pernah ada, sudah terhapus. Tapi nggak tahu juga ke depannya kayak gimana, Wallahualam bi shawab :)

Ketiga. Aku punya sahabat. Sebut saja D. Yaahh, dia ini yang beberapa ngisi kolom di blog. Kalau aku kata sih, sahabat tapi cinta. Haha. Tapi itu sudah berlalu. Sedikitpun aku nggak pernah menyesal sudah dekat dan sayang sama D. Karenanya, aku bisa seperti sekarang. Dia sudah banyak membantuku, dia sudah banyak membimbingku, dia sudah banyak mengajariku. Bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang hidup, dan tentang aku sendiri. Aku sama sekali nggak pernah menyesal, perasaan nyaman itu selalu muncul saat dia ada dijangkauanku. Dia pula satu-satunya laki-laki yang dekat denganku, tapi tidak sedikitpun berusaha untuk menyentuhku. Sama sekali tidak :) Dia hanya menjagaku, sama seperti dia menjaga hatinya dan hatiku. Kami saling menjaga. Tapi itu dulu. Kalaupun ada hal yang pernah aku sesalkan dari aku dan dia adalah karena kami tidak punya kesempatan untuk menjelaskan perasaan kami masing-masing. Yang meskipun sekarang aku menyadari, hal itu sudah sama sekali tidak penting, karena dia pun sudah memilih yang lain, yang terbaik untuknya. Maaf, sudah pernah menyesalkan yang seharusnya memang begini. Tapi, sekarang buat apa toh menyesal? Memangnya kalau ada waktunya, aku berani gitu? Nggak juga kan. Ya begitulah.

Keempat. Pernah suatu masa aku mencintai orang yang benar-benar salah. Aku kecewa dan sampai aku terpuruk dengan keadaanku sendiri. Untung saja aku punya sahabat-sahabat yang baik, yang menolongku dan menyelamatkan aku dari jurang kesedihan yang aku buat sendiri. Aku sama sekali tidak mengerti dan tidak habis pikir kenapa orang ini tega-teganya berbuat sedemikian jahatnya padaku. Ini lebih menyakitkan dari diduakan. Yang daripadanya, untuk menyebut namanya saja aku sudah sangat sangat sangat muak. Menyakitkan ketika seseorang pura-pura mencintaimu, hanya untuk menopang hidupnya. Ya, dia pura-pura mencintaiku, dia pura-pura menyakini aku, tapi sejujurnya dia serigala berbulu domba. Dia pura-pura hanya untuk memanfaatkanku. Bukannya aku nggak tahu, sejak awal aku sudah mengerti, aku sudah tahu. Aku tahu segala kebusukan dia. Namun aku diam, aku takut dan aku malu bahkan pada diriku sendiri. Ibarat kata nih, aku kebelet pup, aku pengen pup, tapi sayangnya aku nggak pup di WC, malah dikebon misalnya. Kan tempat yang nggak cocok buat buang pup. Ya kan? Jujur sampai sekarang pun aku masih menyesal kalau ingat. Buat sekadar menyapa saja aku sudah sangat malas. Aku memang sudah memaafkan, tapi terkadang kalau ingat, aku jadi benci sendiri. Yasudahlah, biar waktu yang menghapusnya. Toh, akan ada seseorang yang benar-benar baik yang dikirimkan untukku.

Kelima. Pernah ada seseorang yang mencintaiku begitu besar. Begitu sabarnya dia. Sampai aku tak sadar kalau aku sudah menyakitinya, tapi dia tak pernah marah padaku. Entahlah, kenapa jua hatiku tak kunjung berpaut dengan hatinya. Aku sudah mencoba mencintainya kembali, tapi itu teramat sulit bagiku. Sungguh, entah kenapa hati ini susah menerimanya. Apa mungkin dia terlalu baik sementara aku terlalu jahat? Aku nggak benar-benar mengerti. Sekarang yang aku sesalkan adalah, kenapa aku menyia-nyiakan orang sesungguhnya benar-benar tulus menyayangiku dan menerima aku apa adanya? Memangnya aku siapa? Apa yang aku cari? Memangnya aku sempurna? Nggak, bukan begitu. Apakah kalian pernah merasakan hal yang sama? Mungkin semua ini karena aku terlalu takut, aku terlampau takut menyakiti hati seseorang. Akhirnya, setelah 3 tahun masa penantiannya, dia memutuskan untuk melupakanku. Aku pun terlampau takut pada orang-orang yang terlalu berlebihan mengungkapkan cinta. Aku wanita, aku suka sastra dan aku suka puisi, tapi kalau hampir setiap hari dibuatkan puisi dan digombalin terus, aku juga lama-lama bosan dan takut. Mungkin seperti itu ya? Ah, mungkin aku hanya mencari pembenaran atas diriku sendiri. Untuk orang-orang yang pernah sayang aku, cinta aku, dan ternyata aku hanya menyakiti dengan tidak membalas perasaan kalian, maafkan aku. Semoga kalian menemukan cinta baru yang lebih baik. Aamiin.

Aku mungkin memang pernah menyesal. Menyesal untuk kasus yang berbeda. Tapi kalau aku terus-terus menyesal, apa dengan penyesalan bisa mengubah keadaan? Toh, apalagi yang aku harapkan dari masa lalu? Masa lalu, biarkanlah berlalu dengan indah. Biarkan kenangan yang membungkusnya. Kalau-kalau suatu saat nanti kenangan itu perlu dibuka, semoga perasaan-perasaan itu sudah hilang. Karena disana, entah dimanapun dia atau siapapun dia, sudah menyiapkan cerita indah untuk dilalui bersama. Karena ia, pasti takkan pernah membuatku menyesal. Meski tak selalu kebahagiaan, mungkin ada kalanya kekecewaan dan sakit, dia yang tak pernah meninggalkanku. Siapapun dia, dimanapun dia, Allah sudah mempersiapkanmu untukku. Terima kasih. Alhamdulillah. ^_^

Sekian ya, semoga ada pelajaran yang bisa diambil. Kalau nggak, maafkan aku yang curcol. Hehe ^_^

Kamis, 30 Oktober 2014

aku pernah bersamamu, dulu

aku pernah bersamamu, dulu.
bukan sebagai sepasang kekasih, karena kita tak pernah menyepakati hal itu,
bukan pula sebagai sepasang sahabat, karena rasa kita terlalu berharga untuk sahabat,
memang benar adanya, tidak mungkin antara laki-laki dan perempuan bersahabat tanpa ada cinta,
tapi kita terlalu nyaman untuk sekadar duduk berdua membagi cerita,
tertawa, sedih, semua yang pernah kita bagikan,
bersamamu aku menjadi diriku,
bersamamu aku menjadi seorang yang merasa dihargai dan dicintai,

kita bukanlah sepasang kekasih,
tapi rasa yang aku punya ini lebih dari itu,
sungguh disayangkan karena kita terhalang kebebasan,
padahal kita sama-sama saling tahu perasaan masing-masing mesti tak pernah terucap,

jujur saja aku tak benar-benar memahami rasa apa ini,
aku hanya senang bila kamu disampingku,
aku hanya bahagia bila kamu yang selalu ada buatku,
aku hanya merasa kurang bila kamu tak disini,
aku hanya merasa biasa karena kamu yang menjadikanku luar biasa.

kita pernah bersama, dulu,
meski bukan sebagai sepasang kekasih, tapi kita mengerti makna kehadiran masing-masing,
dua tahun sudah aku berusaha menghapus bayangmu,
dua tahun sudah aku mencoba berlalu dari kenanganmu,
memang rasanya sudah jauh berkurang,
memang rasanya tidak sama seperti dulu,
tapi menghapus bayangmu belum sepenuhnya aku mampu,

kamu sudah bahagia disana,
bersama seseorang yang seharusnya kamu hargai dan cintai sejak dulu,
kamu sudah bahagia disana,
jangan mengharapku lagi karena jujur aku tak mampu,

bukan tak pernah ku coba mencari yang lain,
tapi rasanya tak sama,
andai aku punya waktu dan kesempatan,
mungkin masing-masing dari kita sudah mampu menjelaskan perasaan masing-masing.
 
sudahlah, yang seperti ini tak mungkin kan terus aku ratapi
aku pun ingin bahagia, sama sepertimu
kita punya jalan masing-masing,
kita punya ambisi masing-masing,
 
sudahlah, aku pun ingin mencinta lagi

Minggu, 05 Oktober 2014

Rindu yang Semu

untukmu yang (pernah) selalu mengisi hari-hariku.

gelapnya malam kini tidak dapat aku nikmati
memang tidak ada lagi luka yang menganga
memang pula tidak ada lagi cinta yang menggelora
tapi rindu itu tetap ada

rinduku tak lagi sama
terkadang merah merona laiknya darah
tapi sering kali menjadi pias tak berwarna
kau sebut cinta ini apa?

aku tak benar-benar kehilanganmu
hanya saja hatiku menjauh demimu
pernahkah sedetik saja terbesit cinta dalam hatimu?
ataukah rindu akan kehadiranku?
pernahkah?

memang kamu bukan semesta
kamu memang bukan jagat raya
setitik debu diantara luasnya galaksi
justru debu itulah yang menjadikanmu bersinar diantara yang lain

merindukanmu ternyata menjemukan
merindukanmu ternyata melelahkan
setiap detik selalu saja kau hadir
pernahkah aku hadir dalam bayangmu?

sejujurnya aku lelah dengan kepakan sayap kupu-kupu ini
kau memang selalu hadir dalam setiap barisan kata
tapi kau alpha hadir dalam gambaran peristiwa
lalu bagaimana aku bisa melupakan?
kalau justru barisan kata itu yang selalu kuatkanku
lalu bagaimana aku bisa berhenti merindukan?
kalau kau selalu datang disaat aku melupa

dimana kamu disaat setiap detikku milikmu?
dimana kamu disaat setiap doa yang kupunya adalah tentangmu
adakah aku dalam cintamu?
adakah aku dalam rindumu?
adakah aku dalam doamu?

aku mulai menganggap semu
kau ada tapi seperti tak ada
kau dekat tapi tak berusaha mendekat
aku menyadari, aku berjuang sendiri
aku menyadari, aku senang memperjuangkanmu
aku pun menyadari, kau terlampau takabur dengan perjuanganku

ijinkan aku menjauh
ketika sampai pada saat aku dan kamu harus bersama,
aku akan mencintaimu sepenuhnya
membawaku serta dalam jannah-Nya
jika Tuhan memang mengijinkan

ijinkan aku menjauh,
mengempiskan semua rindu yang semu
menempatkanmu pada hati yang sesungguhnya
menjadikanmu rahasia dalam dunia

Selasa, 15 Juli 2014

Bang Al

hai!
rasa-rasanya pengen banget ceritain tentang seseorang, sebut saja Bang Al.
duluu banget, waktu aku SMP, kelas 3, aku satu kelas sama Bang Al. Sebenernya pas kelas 1 SMP juga satu kelas sih, cuma nggak begitu kenal sama ini orang. Kelas 3 itu, aku sama Bang Al sempet deket. Aku nggak tau, kenapa rasanya adem banget kalau sama Bang Al. Sampe kesalahan terbesarku adalah aku cerita ke temen deketku kalau aku suka sama Bang Al. Sebenernya biasa aja sih, dan nggak papa. Sampe temenku ini bilang ke Bang Al, yang otomatis bikin Bang Al menjauh. Nyesek banget rasanya :(

Beberapa saat sebelum kelulusan, aku baru tau dari temenku yang lain, kalau Bang Al juga sebenernya juga suka sama aku. Tapi dia nggak suka kalau ada orang lain yang ikut campur. Bang Al nggak suka kalau aku duluan yang ngomong suka. Padahal kan yang bocorin tuh si temen deket aku. Huft.

Bang Al sebenernya nggak cakep-cakep amat. Dulu, kalau ke sekolah, sukanya pake sepeda onta punya mbahnya. FYI aja nih, dari jaman jepun dulu, keluarganya Bang Al sama keluargaku tuh udah kenal deket. Bahkan Ibu Bang Al itu temen kuliahnya Mama. Sempet aku pengen banget bisa satu SMA sama Bang Al, tapi aku sadar diri kok. Aku nggak sepinter Bang Al buat masuk SMA favorit itu. Jadilah, Bang Al itu bayangan aja. Beberapa kali aku meyakini kalau dia calon suami. (SUNGGUH SAYA GR SEKALI).

Sejak lulus SMP, sampai saat ini, belum pernah sekalipun ketemu sama Bang Al. Ya lah, aku bisa liat dia di sosmed manapun, tapi kan nggak puas. Terhitung sudah 8 tahun sejak saat itu. Sekarang Bang Al sedang di Tsukuba, Jepang. Kerja dan melanjutkan studi S2'nya. Pernah satu kali tau Bang Al punya pacar. Entah ya, sampai sekarang kalau liat Bang Al muncul di media sosial, seneng rasanya.

Hei Bang Al, aku tau, mungkin kamu hanya sebagai 'cinta monyet'ku. Tapi aku cuma pengen kamu nggak pernah lupain aku, kalau aku juga pernah jadi temen kamu, dulu.
Hei Bang Al, sampai ketemu. Jika Allah menghendaki, aku ingin bertemu denganmu :)
Sehat-sehat ya, Bang Al. Semoga Allah selalu melindungimu dan menguatkan imanmu.
Hei Bang Al, ternyata sekarang aku tahu, kalau aku mengagumimu :)

Senin, 16 Juni 2014

My Special Moment, 9-10 Juni 2014

alhamdulillah yaa ALLAH.
penantian 1714 hari atau 4 tahun 8 bulan 11 hari kuliah terbayar lunas dengan toga :D
alhamdulillah :D



hari pertama, 9 Juni 2014 bertempat di Hotel Grasia itu pelepasan wisudawan dan wisudawati jurusan psikologi ke-20.
hari kedua, 10 Juni 2014 pagi pukul 08.00 WIB sampai 11.30 WIB di Auditorium Universitas Negeri Semarang (wisuda universitas) dilanjutkan pukul 13.30 WIB sampai 16.30 WIB di Hotel Patra Jasa (penyerahan transkrip akademik fakultas ilmu pendidikan).


alhamdulillah..
nggak berhenti mengucap syukur pada Allah SWT.
barakallah, semoga menjadi sarjana yang bermanfaat untuk semua orang. aamiin

ini, wisudawan dan wisudawati jurusan psikologi UNNES wisuda periode ke 2 tahun 2014 beserta ketua jurusan kami tercinta, Bapak Dr. Edy Purwanto ^_^




alhamdulillah, kami wisudawan dan wisudawati ke-20


kalau yang ini foto sama bapak ibu dosen.
minus bu binta nih :/

 ini three idiots yang hot, hahaha :D
mba puput, usron and me...

sama sahabat kesayangan :D
usron, mamat, iwul, riris :*



kalau yang ini gokil banget sama Anyut. hahaha (di depan rumahku lho :D)

kalau yang ini sama temen-temen satu angkatan yang wisuda bareng di periode 2 ini :D
kiri ke kanan: mba arif, aku, usron, maryam, binti, tyas, zaenal, yosi.
*pst, maryam jadi pendamping yosi disini. hehe


daaaaaaaaaaannnnnnn.
dari kesemuanya, yang paling membahagiakan adalah senyum mereka.
bapak, mama, kiki dan bawa :*



alhamdulillah yaa Allah, terima kasih atas kesempatannya membahagiakan orang tua dan orang-orang yang mengasihi hamba.
semoga kedepannya, hamba masih bisa untuk terus membahagiakan mereka yaa Allah.
aamiin yaa robbal alamin.

^_^

Minggu, 18 Mei 2014

AKU LULUS!

ALHAMDULILLAAAAHHHHH!!!
AKHIRNYA AKU LULUS!!

Genap sudah satu minggu sejak aku lulus. alhamdulillah, akhirnya, setelah menempuh 1714hari kuliah. gelar sarjana psikologi sudah di depan mata. tinggal nunggu wisuda ini. muehehe

Sekarang posisi aku sedang menghadap laptop dan konek ke internet. You know something? Sampai sekarang, setiap buka laptop rasanya kudu buka file document dan buka "bismillah skripsi". Perasaannya, masih ada yang harus dilakukan. Masih ada yang harus dikerjakan, masih ada yang harus direvisi. -___-

Kemarin aja pas lagi ribet-ribetnya skripsi, mau garap revisi itu beuh malesnya minta ampun. Nunggu niat lah, nunggu kenyang lah, nunggu nggak ngantuk lah, nunggu mandi lah, nunggu nggak panas lah. Walhasil ya semua dikerjakan serba keburu-buru. Kata pepatah jawa sih, mangan longan, turu longan. Bener-bener dah, manusia prihatin. Makan kadang cuma sekali sehari (tapi jajan mulu), tidur cuma berapa jam sehari. Apalagi pas mendekati sidang tuh. Subhanallah, bener-bener nggak bisa tidur malah. Rasanya kudu teriak-teriak. Tapiiiiii, semua itu kebayar lunas sama bahagia dan bangganya bapak sama ibu. Alhamdulillah :)

Apalagi, pas SBVT keluar tuh. Tahu nilainya, tambah seneng deh :)))))))

Alhamdulillah........... :D

Beberapa hari lagi menuju wisuda tanggal 10 Juni 2014. Semoga semua dimudahkan dan dilancarkan dan diberikan kesehatan. aamiin yaa robbal alamin.

^_^

Kamis, 15 Mei 2014

senja dan aku

Pernahkah kau merasa dekat dengan seseorang bahkan ketika kalian belum pernah bertemu sama sekali? Iya, aku pernah.

Pernahkah kau merasa berdebar-debar ketika seseorang itu menyebut kata "kita" padahal itu kata yang sangat biasa kau ucapkan dengan teman-teman bahkan dengan teman lelakimu? Iya, aku pernah.

Pernahkah kau merasa rindu pada kabar seseorang yang bahkan kau belum pernah mengetahui seperti apa dia dan bagaimana bentuk wajahnya? Iya, aku pernah.

Pernahkah kau merasa cemburu ketika dia menyapa orang lain padahal kau saja belum kenal dengannya? Iya, aku pernah.

Pernahkah kau merasa sapaan-sapaan yang dia ucapkan padamu adalah hal yang membuatnya terlihat merindukanmu? Iya, aku pernah.

Pernahkah kau merasa bahwa kau merasa begitu mirip dengan seseorang bahkan dengan orang yang belum pernah kalian temui? Iya, aku pernah.

Pernahkah kau merasa bahwa apa yang dia suka atau apa yang dia tidak suka sama sepertimu bahkan kau hanya mengenalnya lewat tulisan? Iya, aku pernah.

ah, sepertinya aku terlalu berbicara mengenai perasaan.
aku saja masih tak yakin dengan perasaan ini.
perasaan ini hadir dan hilang seiring dengan datang dan perginya dia.

ah, sudahlah.
biarkan perasaan ini mengalir apa adanya.
karena memang bila kau cocok dengannya, pastilah kalian bertemu.
pabila dia memang punya perasaan denganmu, pastilah dia menyapamu lebih.

camkan saja perasaanmu padanya dalam hati dalam-dalam.
biarkan dia datang dan pergi juga dengan indah.

Rabu, 02 April 2014

surat untuk mantan

ehem..
cek cek cek
1 2 3
Kali ini, saya berencana untuk menulis surat ini untuk mantan saya.

Assalammu'alaikum wr wb.
Hai kamu, masih ingat sama saya? Mungkin sudah kau lupakan dan sudah tak lagi kau ingat lagi saya ini. Mari kita mulai lagi dari awal. Saya Anis. Saya adalah seseorang yang menjadi bagian dari masa lalumu (kalau saya salah, tolong diralat) atau bahkan mungkin kamu tak pernah menganggap saya menjadi bagian cerita dari masa lalumu. Bagaimana kabarmu sekarang? Apakah baik-baik saja? Pastilah, saya selalu berharap kamu selalu baik-baik saja. Oh ya, maaf atas kelancangan saya karena telah menuliskan lagi cerita tentang kamu, di pos publik ini. Tenang saja, saya tidak akan bercerita yang macam-macam kok. Maafkan saya atas kelancangan saya yang sudah mengungkit kisah yang telah lalu.

Kamu mungkin sudah melupakan saya, apalagi kisah tentang saya dan kamu di masa yang lalu. Sejujurnya saya masih ingat, bahkan detailnya. Bukannya saya tidak bisa melupakan kamu atau saya masih berharap padamu, bukan itu. Hanya saja, buat saya, kamu adalah satu dari sekian banyak orang yang telah mengajarkan pelajaran hidup yang berharga buat saya, yang tidak saya pelajari dari bangku sekolah. Bersamamu dulu, membuat saya sadar, bahwa manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Bahwa manusia memang ditakdirkan untuk berpasang-pasangan. Bahwa mungkin Tuhan telah menciptakan saya dan kamu untuk bersama di masa lalu (entahlah bagaimana masa depan bekerja) meski hanya untuk sementara sebelum masing-masing dari kita bertemu dengan the right one.

Maafkan atas kelancangan saya karena telah bercerita tentang saya dan kamu di masa lalu. Ingatkah kau, waktu kita bersama dulu? Saya ingat, bagaimana kamu memperlakukan saya dengan baik, bagaimana engkau peduli pada saya, bagaimana engkau mencintai saya dan bagaimana engkau memeluk saya dengan doa. Saya bersyukur, karena saya bisa dicintai dengan orang sebaik kamu saat itu. Saya bersyukur, karena saya dipertemukan dengan kekasih masa lalu saya yang baik. Saya bersyukur, karena saya dipertemukan dengan seseorang yang yaaa setidaknya saya merasa kamulah jodoh saya saat itu.

Bukan apa-apa saya menuliskan tentangmu. Buat saya, kamu adalah buku yang memberikan sejuta pelajaran yang tersirat. Buat saya, kamu ada fantasi semua kriteria yang terwujud dalam suatu paket yang nyata. Buat saya, kamu adalah kertas penuh coretan, yang takkan bisa kuhapus sampai tak bersisa dan meninggalkan sejuta kenangan.

Terima kasih loh, karena kamu sudah membagi cinta yang kamu punya buat saya kemarin-kemarin. Sebagai seorang perempuan, saya merasa dicintai dan dihargai. Walaupun pada saat kamu menyakiti saya, saya tetap merasa bahwa kamu adalah orang jahat, tapi setelah saya pikir bijak-bijak, ternyata, tanpa kamu menyakiti saya, saya tidak tahu bahwa saya harus menemukan seseorang yang tepat buat saya. Bukannya kamu tidak tepat buat saya, hanya saja, ketika kamu menyakiti saya dulu, saya meyakini bahwa kamu bukanlah orang yang tepat buat saya. Kamu itu orang yang baik, tapi baik buatku belum tentu baik untuk orang lain. Mungkin kamu seperti kurang baik untuk saya, tapi pasti kamu akan jadi orang baik untuk orang lain.

Selamat berjuang untuk menggapai cita-cita dan cintamu. Semoga kamu menemukan seseorang yang jauh lebih baik daripada saya. Semoga kamu tidak akan merasakan sakit lagi seperti saya pernah melakukan kesalahan saat saya dan kamu masih bersama. Saya minta maaf kalau ternyata dulu saya juga menyakiti kamu. Kita tetap teman, bukan? Buat saya, kamu tetap menjadi teman saya. Entahlah bagaimana kamu menganggap saya. Selebihnya, saya tidak suka menyebutmu mantan. Saya lebih suka menyebutmu sebagai seseorang dari masa laluku. Banggaku punya mantan adalah salah, banggaku punya seseorang di masa lalu adalah ketika aku dapat belajar sesuatu dari kejadian dulu. Tetap teman, bukan? ;)

Kamis, 13 Maret 2014

expire in 45 days

Antara pengen dan nggak pengen nulis ini. Bukan apa-apa sih, takut aja kalau seluruh dunia "ciye"in aku. Halah.

Aku baru tahu, kalau ternyata tulang rusuk itu ada masa kadaluarsanya. Mana sebentar pula. Kayak minuman fermentasi yang masa expired-nya cuma beberapa minggu aja. Yah, namanya juga tulang rusuk susu. Konsep sama dengan gigi susu, yang nggak akan bertahan lama dan selamanya :))

Lets get it started...

Beberapa hari ini disibukkan dengan aktivitas, menunggu, menunggu dan menunggu. Mana menunggunya pake acara berdebar-debar. Iya, sebentar lagi penerjunan KKN. Sebentar lagi loh, tapi sampai sekarang aku belum tahu mau ditempatin dimana dan siapa aja temen satu posko. pfftttt. Sistem, sistem.

Selang beberapa hari, pengumuman tempat penerjunan sekaligus teman satu posko. Semua lewat online. TAPI, moment yang udah ditunggu berhari-hari aku rusak dengan acara TIDUR SIANG. Bagaimana tidak, rasanya malas luar biasa berebut buka sistem hanya untuk melihat dimana dan siapa. Toh, nanti pasti juga banyak yang ngabarin kok :)) *ketawa jahat. DAN BENAR SAJA, selepas bangun tidur sorenya (ini pengumumannya siang), udah banyak sms aja tuh yang masuk. Rata-rata dari temen satu jurusan yang nanyain dapet tempat dimana. Tapi ada satu nomor tak dikenal yang sms, dan bilang, salam perkenalan sekalian ngasih tahu dimana kami akan berada selama empat puluh lima hari itu. Dan yayaya, bla bla bla, basa basi gitu. Penasaran, akhirnya bisa buka sistem dan VOILA! Ini KKN kok deket dari rumah ya? Aku yang notabene anak rantauan yang menempuh sekitar lima sampai enam jam ke kampus itu, senang dong *bangga. Ini sih KKN bisa pulang terus. Secara gitu, jaraknya cuma satu setengah jam dari rumah. Lho tapi kok, ini siapa aja sih temen-temennya? Nggak ada yang kenal sama sekali. Ini siapa lagi? Tiga orang cewek dan empat orang cowok. Dan hei, kenapa cowoknya nggak ada yang cakep? *mendadak sebal. Ah sudahlaahhh.

Sebelum KKN dimulai, tiga hari sebelum penerjunan, YEP CUMA TIGA HARI SEBELUM PENERJUNAN *biasanya seminggu :((, kami pembekalan gitu. Jadi, dari sinilah aku berkenalan dengan teman-teman satu posko. Wuiihh, macam mana pula ini, kenapa semua orang jutek? Yang cewek jutek dan sibuk sendiri, yang cowok apalagi. Dan akhirnya, berhubung aku juga cuek dan masa bodoh, mendingan kabur. Dan baru juga kenal berapa jam, udah dibilang yang nggak-nggak. Katanya aku sering ngilang lah, katanya aku bukan kelompoknya lah *jahat :((

Hari penerjunan KKN, kami para perempuan diwajibkan naik mobil yang akan mengantar kami ke kabupaten. Untuk mengakrabkan diri dengan teman satu posko, akhirnya aku mengalah duduk bareng satu mobil, terpisah sama temen-temen satu jurusan *sedih :((

Hari pertama (aku bahkan belum kenal satu persatu teman satu posko, jangan kenal, nama aja nggak tau) rasanya semua serba asing, tapi bikin betah. Sungguh, udara pedesaan yang masih segar dan jernih ini bikin pikiran sama hati juga adem. Maklum lah, habis patah hati dan lagi berusaha untuk move on, ini moment yang tepat dan enak bener. Udah jadi rahasia umum, katanya sih kalau KKN biasanya banyak yang jodoh gitu. Semoga lah -aamiin-. Tapi rada nyesek juga sih, ini desa kan jauh gitu dari kecamatan sama kota. Apalagi ini desa di atas dan kesananya kudu lewat hutan dulu sejauh 3km. Nggak kebayang? Nggak usah dibayangin, datengin aja! Yah, proses perkenalan sekaligus adaptasi plus kudu akrab sama temen-temen satu posko itu rasanya campur aduk. Antara seneng, terharu, gembira, sedih, susah, lah gitu deh pokoknya.

Hari-hari di minggu awal KKN semua masih jaim. Semuanya masih serba kudu dibaik-baikin. Ya lah, kita nggak mau kalau kita dimusuhin. Kami bertujuh Simuk, Purba, Mame, Ijas, Cho sama Raras ini disibukkan berbagai macam kegiatan. Pergi ke inilah, pergi ke itulah. Sok kenal sana lah, sok kenal sini lah. Ribet. Sampai pada suatu ketika, dimana aku disuruh nemenin Simuk yang notabene adalah kormades (koordinator mahasiswa desa) buat rapat di kecamatan. Dari sinilah, ketua yang sekiranya dibangga-banggain sama Cho dan Raras ini ternyata cowok yang lembek dan menyebalkan. Dia cowok gitu, tapi nggak ada tegas-tegasnya sama sekali. Klemar-klemer kayak cewek. Sebagai perempuan yang terbiasa mandiri dan apa-apa diurus sendiri, sebel dong liatnya. Apalagi ini cowok nggak ada peka-pekanya sama cewek-cewek di posko. Omongan orang suka diputar balikin. Ckckck. Itulah yang ngebuat kami jadi ngblok. Simuk sendiri, sementara yang lain berenam selalu kompak dan ceria.

Malam itu kami habis makan malam kumpul di teras depan. Iseng-iseng mereka (kecuali Simuk tentunya) nanyain gimana pandanganku tentang mereka. Alasannya sih gara-gara aku mahasiswa psikologi dan dipercaya bisa membaca sifat, karakter dan pikiran orang dengan instan. Brrrrrrrr. Gemes banget kalo ada statment kayak gini. Pas tiba giliran Ijas, entah kenapa, gampang banget gitu buat ngenalin karakter dan kepribadian dia. Padahal sebelumnya, ngomong aja jarang banget lho. Apa mau dikata, ternyata dia miriiiippppp banget gitu sifatnya dan cara pandangnya sama aku. Mendadak, hati rasanya hangat. Berawal dari obrolan ini, kami jadi semakin dekat dan dekat. Mungkin karena ini, teman-teman mulai menyadari kalau kami ada sesuatu.

Aku memang nggak pernah meminta buat dekat sama dia. Dia juga nggak pernah minta buat dekat denganku. Semua terjadi begitu saja. Sampai dia cerita kalau dia naksir sama temen satu jurusanku yang poskonya lumayan jauh dari kami. Dari situlah, kami mulai sering kemana-mana bareng, bahkan pernah berdua lho. Ya sih, cuma buat ngecengin temenku itu. Tapi entahlah, kenapa aku bisa mau-mau aja gitu. Dia juga terbuka. Dia sering cerita tentang cewek yang lagi dideketin. Biasa-biasa aja sih, cuma pas baca salah satu BBM dia sama temenku itu. Jadi ceritanya, temenku itu malah ngira aku sama Ijas pacaran. Padahal, kemana-mana bareng, yang kelihatan akrab itu juga buat deketin dia, eh bisa-bisanya malah ngomongin kami pacaran. Sampai ditanyain pula. Ijas cuma bilang, kalau kami cuma sahabatan dan dia nyaman sama aku CUMA sebagai sahabat. Entahlah, aku merasa patah hati :(.

Ijas enggak sempurna kok. Kalau kalian mengira Ijas itu ganteng, kekar, tinggi dsb tipe cowok idaman itu berarti kalian SALAH BESAR. Iyalah, orang dia gendut begitu. Perutnya kayak nyimpen bola basket. Tapi kalo dibilang jelek juga nggak jelek-jelek amat. Lumayan lah.

Ijas itu kayak malaikat pelindung buatku (saat itu). Kenapa? Karena dia selalu ada kalau aku lagi sedih, dia selalu belain kalau aku di-bully, dia selalu bantu ketika aku susah dan dia selalu melindungi aku kalau aku merasa takut dengan apapun yang aku takutkan. Yang pasti, dia selalu melindungi aku dari pemuda-pemuda desa yang mencoba 'nakal' sama aku atau mau menjatuhkan kelompok KKN kami. Entahlah, sepertinya kami selalu berjodoh saat KKN itu. Atau cuma perasaanku saja? Kami seperti saling menemukan. Kami merasa seperti melengkapi satu sama lain. Kami bukan lagi sebagai sepasang sahabat atau sepasang kekasih. Apa ya namanya? Intinya, kami saling melengkapi dan melindungi satu sama lain.

Hal yang paling diingat adalah waktu kami rapat bersama Pak Lurah dan pemuda-pemuda desa untuk membahas program kerja yang akan kami laksanakan, disitu ada pemuda yang mencoba memanfaatkan aku untuk bekerja ini itu. Maksudnya untuk memegang tanggung jawab yang banyak dalam program kerja itu. Bayangkan ya, buanyak banget program kerja begitu kok mau dikasih ke aku semua tanggung jawabnya *jahat :(. Entah bagaimana, dia selalu membela. Dia selalu jadi penengah dan pembela. Apa karena dia mahasiswa hukum yang berjiwa pengacara? Entahlah. Yang jelas, dia tidak pernah membiarkan aku jauh dari jangkauannya. Sebagai puncaknya, akhirnya kami membagi program kerja itu menjadi empat kelompok besar. Masing-masing, ada dua orang mahasiswa KKN yang bertanggung jawab memegang satu program kerja besar. Dan, entah bagaimana, dia menegaskan kepada semua orang kalau dia harus satu program kerja denganku. Tersanjung? Jelas. Mulai saat itu, ada perasaan hangat dan menyejukkan secara bersamaan muncul kalau berada didekatnya. Ada perasaan menyenangkan ketika bersamanya. Selalu ada senyum dan tawa yang dia bagikan, dan selalu aku dimana dia melangkah. Sejak saat itu pula, setiap selesai salat 5 waktu, selalu ada nama dia yang selalu aku perbincangkan dengan Tuhan :)

Perasaan ini sungguh indah. Sebagai seorang perempuan, aku merasa dicintai dan dilindungi. Walaupun belum pernah ada kata terucap darinya. Dia, mmm, terlalu banyak kenangan yang dia bagikan untukku. Terlalu banyak peristiwa yang kami lakukan bersama. Kalau sama-sama Ijas, rasanya temen-temen yang lain hilang seketika :)

Ada tawa yang dia bagikan untukku. Ada tangis pula yang dia sentilkan untukku. Kalau bersamanya, rasa takut terhadap apapun yang menyeramkan dan menakutkan jadi hilang. Dia selalu bisa membuat orang lain nyaman dan aman saat didekatnya. Tapi herannya, cuma aku yang bisa merasakannya. Dan menyebalkannya, yang membuatku bertanya-tanya juga, dia merasa dekat denganku, tapi selalu saja ada orang lain yang dia ceritakan :(

Hal yang paling mengena adalah saat dia merawatku saat aku sakit. Jadi ceritanya, aku sakit dan teman-teman menganjurkanku untuk pulang. Bukan apa-apa, lebih enak sakit di rumah kan daripada ditempat orang lain? Tapi, aku nggak ingin pulang. Jadilah teman-teman repot mengurus ini itu. Kebetulan saat itu, Mame dan Raras sedang ada keperluan di kampus jadi mereka pamit untuk pulang. Orang yang paling perhatian dan khawatir saat aku sakit ya Ijas. Dia laki-laki, tapi aku merasa malu kalau apa-apaku harus dia yang mengurus. Mulai dari bikinin makan malam, menyiapkan makan malam untukku (eksklusif, udah dibuatin, diambilin dan hampir disuapin pula -namun dengan alasan malu akhirnya aku tolak-) sampai mengurus semuanya. Aku kayak bayi :( Tapi rasanya sungguh menyenangkan diperhatikan seperti ini. Ijas adalah orang yang paling panik kalau aku kenapa-kenapa sedikit. Ijas adalah orang yang paling khawatir kalau aku pulang terlambat dan Ijas adalah orang yang paling bawel kalau aku tidak memperhatikan kesehatanku sendiri.

Pernah suatu ketika aku dan Cho berniat akan ke kota untuk fotokopi dan segala macam. Kami pulang terlambat, Ijas sudah menunggu di depan rumah sambil ngomel-ngomel nggak jelas.

Puncaknya adalah sehari sebelum penarikan KKN. Hal itu yang membuat kami stres. Kenapa? Karena masa liburan kami habis dan masa kebersamaan kami sudahlah diambang batas. Kami jalan-jalan bersama keluarga Pak Lurah. Disaat itu, muncul rasa nyaman selalu berada didekat dan selalu diperhatikan Ijas tapi juga cemburu dan khawatir karena dia juga membagi perhatiannya, entahlah untuk perempuan mana lagi. Ya memang, aku saja bukan pacarnya kok ya aku mau protes.

Hari terakhir, hari penarikan. Seakan untuk melengkapi kebersamaan, perjalanan dari kabupaten ke kampus yang memakan waktu 3 jam perjalanan itu, benar-benar kugunakan bersamanya. Sesampainya di pelataran masjid belakang auditorium, aku menyapa sahabat-sahabat satu jurusan. Salah seorang sahabatku bilang, kalau Ijas terlihat cemburu saat aku ngobrol dan bersalaman dengan sahabatku yang laki-laki. Saat itupun aku tau, Ijas pun tengah dekat dengan perempuan yang aku kenal juga. Tak berapa lama setelahnya, mereka resmi berpacaran.

Sakit juga rasanya. Saat itu pula aku tahu, jodohku dan dia hanya sampai disitu. Kami berjodoh saat kami pertama bertemu, dan masa perjodohan kami juga habis ketika masa KKN juga berakhir. Sempat merasa kami saling cocok satu sama lain, sempat merasa kalau kami saling berjodoh dan sempat merasa bahwa tulang rusuk kami cocok, ternyata itu hanya pikiran belaka. Masa perjodohan kami kadaluarsa dalam waktu empat puluh lima hari, sama seperti masa KKN kami yang berlangsung empat puluh lima hari juga.

Dari sini aku tahu, tulang rusuk yang sebenarnya itu bukan hanya berasal dari pikiran yang mengatakan kalau kami adalah bagian. Ketika hati juga harus mengatakan demikian, dan kenyataan juga yang harus dilihat. Kemarin mungkin aku mengalami dan merasakan kalau kami cocok, kalau kami saling menjadi bagian satu sama lain, tapi itu hanya hasil dari sebuah pemikiran. Sebenar-benarnya hati ini sudah tahu, apalagi kenyataan. Tapi cinta bukannya mampu melumpuhkan logika? :). Logikaku tak bisa berjalan baik saat itu. Kenyataan selalu menghadirkan perasaan yang kadang menyakitkan, tapi logika mampu menolak semua itu. Bukan menjadi masalah atau soal ketika kami menjadi tulang rusuk susu yang mempunyai masa kadaluarsa. Namun aku juga belajar dari sini, bukan berarti ketika sifat, karakter dan kepribadian hampir mirip dengan lawan jenis, lalu kita dekat, lalu kita merasakan berbagai macam perasaan, terus kita berjodoh. Mungkin kami tidak berjodoh kemarin, tapi kita tentunya tidak tahu bagaimana jodoh kita di masa depan. Tugas kita hanyalah memperbaiki diri dan menjemput jodoh kita. Tulang rusuk susu atau jodoh yang ada masa kadaluarsanya itu, jadikanlah pembelajaran, supaya kelak kita tidak salah langkah lagi :) aamiin.

sekian dan wassalam.

Kamis, 27 Februari 2014

when he was only my past

disini bukan terjadi masalah padaku atau jiwaku
disini aku memperhatikan jiwaku
aku tau, mungkin dulu selalu senang ketika melihatmu, bertemu dan bercanda denganmu
namun sekarang semua sudah berbeda
kau tak lagi seperti dulu, kau bukan lagi kau yang dulu
ingin rasanya hati ini mengatakan padamu, apa yang membuatmu berubah?
apa yang membuatmu menjauhiku?
aku tak berbuat apa-apa selain, bertanya, menjawab dan menyimpulkan sendiri segala kemungkinan yang akan kau utarakan
kau bukan orang bodoh, kau hanya tak peka pada hatiku
kau bukannya acuh, hanya saja keadaan membuatmu acuh
sadarkah kau?
aku disini menunggumu seperti dulu
jangan acuhkan aku seperti ini, karna aku tak suka kau seperti ini

aku bukannya tak mau mencari penggantimu,
kamu bukanlah orang yang sempurna,
kamu bukanlah orang mampu menarik perhatianku dengan fisikmu,
namun kuakui, bukannya tak ada yang lebih baik darimu, namun tak ada yang sepertimu
bukannya aku tak berusaha mencari,
karna setiap orang yang aku cari dan mencariku itu bukan kamu,
namun bukan kamu yang selalu aku rindukan di setiap langkahku,
tapi tak ada orang yang sanggup menemani langkahku sepertimu

namun itu dulu,
ketika keadaan belum seperti ini
ketika masing-masing dari kita sebenarnya merasakan sesuatu,
namun masing-masing dari kita tak berusaha untuk mengungkapkan,
dan masing-masing dari kita memilih untuk pergi untuk menjauh,
akhirnya rasa itu hilang dengan sendirinya,
sampai belum sempat untuk tersampaikan.

dan pun jika kau hanya sebagai kenangan,
anggap saja perjalanan kita dahulu adalah proses pencarian,
dan bila memang kita benar-benar tidak berjodoh,
karena sebenarnya 'perjodohan' kita cukup sampai disini.
:)

Minggu, 16 Februari 2014

dua puluh tujuh

inikah cinta, Tuhan?
inikah rasa indah yang kau berikan itu padaku?
aku bahkan hampir tidak pernah bertemu dengannya.
setelah sekian lama, aku bertemu dengannya oktober tahun lalu.
dan sampai hari ini pun, belum pernah sekalipun bertemu dengannya lagi.
bukan, dia bukan yang baru saja aku temui lalu aku jatuh cinta.
dia bahkan seseorang yang sudah lama aku kenal.
ya, hanya sebatas mengenalnya, mengetahuinya dan temannya.

setelah pertemuan itu, aku rasa kita menjadi dekat.
aku dan kamu.
aku rasa dan aku berharap kamu pun sanggup merasakan hal yang sama padaku.
aku rasakan itu, kesabaranku seperti membuahkan hasil untukku.
aku senang, dan aku bahagia :)

namun semuanya berlalu,
semua seperti semu,
semua seperti permainan,
semua seperti tak berarti,
sampai pada saat aku tahu, yang kau pilih bukan aku... :(

rasanya hancur,
rasanya perih,
rasanya aku benci,
namun tetaplah hati ini tak sanggup membenci dan bahkan terus berharap agar suatu saat kau mengerti.

sekian lama aku menunggu,
hingga akhirnya kau datang lagi,
akankah ini pertanda?
ataukah ini hanya permainanmu belaka?
aku tak tahu mana yang kau berikan,
tapi aku selalu berharap,
agar kau berhenti menyakitiku, bila memang tak cinta
agar kau berhenti mempermainkanku, hanya untuk mengembalikan dia padamu.
aku, tetap berharap agar kau selalu bahagia
dan selalu baik-baik saja.

surat cintaku untuk korban pengungsian

hari ini tepat 14 Febuari, hari kasih sayang (katanya).
tapi aku nggak mau ngasih surat atau cokelat atau bunga untuk seseorang yang (katanya) spesial.
khusus edisi valentine kali ini, aku mau ngirim surat cinta untuk para korban bencana alam.

masih terekam jelas di benak, beberapa bulan yang lalu Indonesia kembali berduka dengan berita tentang meningkatnya status Gunung Sinabung. para pengungsi sudah berbulan-bulan tinggal di pengungsian. terekam jelas juga diingatan ketika banjir yang melanda beberapa wilayah di tanah air pada pertengahan januari kemarin. sekitar pantura pulau jawa menjadi lumpuh total karena banjir dimana-mana dan berhari-hari tidak kunjung surut. kini, setelah banjir telah surut, dan aktivitas Gunung Sinabung tak lagi setinggi kemarin, tiba-tiba tadi malam terdengar suara meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur. suara dentuman keras bisa terdengar sampai Semarang, Banyumas dan Purwokerto. keesokan paginya, jalan-jalan tertutup abu dari Gunung Kelud. ribuan manusia, mulai dari anak-anak, dewasa dan manula akhirnya mengungsi untuk menghindari amukan Gunung Kelud.

yaa Rabb, kenapa banyak sekali bencana melanda kami? kenapa banyak sekali Engkau berikan cobaan pada kami? inikah ujian agar kami senantiasa mendekatkan diri pada-Mu? :)

teruntuk saudara-saudara kami yang sekarang berada di pengungsian,
kami yang berada ratusan kilometer dari tempat bencana memang tak sepenuhnya mengerti bagaimana rasanya tertimpa bencana dan musibah seperti yang saudara-saudara kami rasakan. tapi kami disini selalu berdoa agar Allah selalu melindungi saudara-saudara sekalian. agar Allah senantiasa memberikan kesabaran dan keikhlasan untuk kalian. agar Allah senantiasa memberikan ketabahan untuk kalian.
berdoalah dan memohon ampun pada Allah. kami yang berada jauh dari kalian pun senantiasa mendoakan yang terbaik untuk kalian semua.

teruntuk saudara-saudara kami yang berada di pengungsian,
seharusnya kami terutama aku, mampu melakukan lebih selain doa. seharusnya kami terutama aku bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk kalian. tapi apalah daya, ketika kami hanya mampu berdoa.

tetaplah gembira, tetaplah ceria. memang hidup sedang bergejolak, memang kehidupan sedang susah, tapi hati yang bahagia akan selalu memberikan sesuatu yang positif dalam situasi ini. senyum kalian, tawa kalian adalah suatu anugerah, senyum kalian, canda kalian, mampu tenangkan hati yang berduka.

semoga Allah selalu melindungi kami semua, terutama untuk saudara-saudaraku di pengungsian.

*late post

Sabtu, 15 Februari 2014

saat tak dianggap

baru kali ini, saya tau rasanya nggak dianggap sama orang. hmm.
yaya, bukan orang yang penting sih. hanya serpihan kisah lalu.
salah seorang sahabatku tiba-tiba menanyakan hal yang aneh padaku siang ini.
apakah aku dulu benar-benar pacaran sama di kupret satu itu.
aneh sih, nggak ada apa-apa tau-tau tanya macem itu.
kesannya dulu aku berbohong gitu sama dia atau seluruh dunia.
dan dengan nyebelinnya, ternyata si kupret satu itu bilang kalau katanya dia nggak pernah pacaran sama aku.
WHAT?!!!!!
sedih? nggak sih, bete aja.
so, dulu waktu pacaran dianggepnya apaan ya? :|
atau malu karena sudah ketauan banyak orang kalau anda berselingkuh? *eaakkk
atau malu punya mantan seperti aku? *wooo
yaya, terserah apapun alasannya.
cukup tau aja sih, sama mau ngucapin terima kasih.
bersyukur sama Allah aja, ternyata aku sudah dijauhkan sama orang yang hmm... (isilah titik-titik sendiri).
alhamdulillah juga ya, untung aku sama kupret satu itu putusnya udah hampir lima tahun yang lalu.
kalau baru kemaren-kemaren? bisa-bisa stres aku hahaha.
makasih lho ya, ternyata aku bersyukur, hidupku tanpa kupret itu jauh lebih bahagia.
hidupku tanpa kupret itu, lebih bermakna *ckck