Minggu, 05 Oktober 2014

Rindu yang Semu

untukmu yang (pernah) selalu mengisi hari-hariku.

gelapnya malam kini tidak dapat aku nikmati
memang tidak ada lagi luka yang menganga
memang pula tidak ada lagi cinta yang menggelora
tapi rindu itu tetap ada

rinduku tak lagi sama
terkadang merah merona laiknya darah
tapi sering kali menjadi pias tak berwarna
kau sebut cinta ini apa?

aku tak benar-benar kehilanganmu
hanya saja hatiku menjauh demimu
pernahkah sedetik saja terbesit cinta dalam hatimu?
ataukah rindu akan kehadiranku?
pernahkah?

memang kamu bukan semesta
kamu memang bukan jagat raya
setitik debu diantara luasnya galaksi
justru debu itulah yang menjadikanmu bersinar diantara yang lain

merindukanmu ternyata menjemukan
merindukanmu ternyata melelahkan
setiap detik selalu saja kau hadir
pernahkah aku hadir dalam bayangmu?

sejujurnya aku lelah dengan kepakan sayap kupu-kupu ini
kau memang selalu hadir dalam setiap barisan kata
tapi kau alpha hadir dalam gambaran peristiwa
lalu bagaimana aku bisa melupakan?
kalau justru barisan kata itu yang selalu kuatkanku
lalu bagaimana aku bisa berhenti merindukan?
kalau kau selalu datang disaat aku melupa

dimana kamu disaat setiap detikku milikmu?
dimana kamu disaat setiap doa yang kupunya adalah tentangmu
adakah aku dalam cintamu?
adakah aku dalam rindumu?
adakah aku dalam doamu?

aku mulai menganggap semu
kau ada tapi seperti tak ada
kau dekat tapi tak berusaha mendekat
aku menyadari, aku berjuang sendiri
aku menyadari, aku senang memperjuangkanmu
aku pun menyadari, kau terlampau takabur dengan perjuanganku

ijinkan aku menjauh
ketika sampai pada saat aku dan kamu harus bersama,
aku akan mencintaimu sepenuhnya
membawaku serta dalam jannah-Nya
jika Tuhan memang mengijinkan

ijinkan aku menjauh,
mengempiskan semua rindu yang semu
menempatkanmu pada hati yang sesungguhnya
menjadikanmu rahasia dalam dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar