Jumat, 19 Juni 2015

tentangmu

aku pernah merajut puisi tentangmu,
karena aku masih tak yakin tentang rasaku,
aku merajutnya dalam pertanyaan, 
berharap segera menemukan jawaban pasti

aku mulai menyadari,
aku mulai berkompromi,
aku mulai menyikapi,
ternyata memang benar, kaulah yang aku cintai

mungkin logikaku salah,
atau rasaku yang tidak pada tempatnya,
tiba-tiba saja kau hadir dalam mimpiku,
berusaha membuatku percaya,
tiba-tiba saja aku mulai mengerti,
bahwa memang kamulah yang aku cari.

aku memang belum pernah bertemu denganmu,
aku memang belum pernah berbicara empat mata denganmu,
segala obrolan maya kita menjadi suatu pertanda,
kaulah tempatku meletakkan kenyamanan dan keraguan.

aku benci mengira-ngira,
yang hanya bisa buatku mencari pertanyaan lagi dan lagi,

aku tak pernah bosan dengan semua cerita seharimu,
yang terkadang tidak pantas jua untuk diceritakan,
tapi aku selalu menikmatinya,
aku tahu, kau menghargaiku.

kamu datang tidak dengan gombalan,
tapi kamu datang dengan banyak pertanyaan,
sejauh apapun kamu pergi dan selama apapun aku tak mendengar kabarmu,
kamulah sajak-sajak puisi yang selalu aku tunggu.

aku mencintaimu dengan sederhana,
tidak perlu dengan kata-kata obralan yang memabukkan
tidak perlu dengan genggaman tangan atau pelukan
karena dengan kata-kata saja kamu sudah menggenggam hatiku.

namamu adalah nama yang selalu aku sebut dalam doa,
menjadi topik perbincangan menyenangkan antara aku dan Tuhan,
menjadikanmu nyata dalam bayang-bayang
berharap suatu saat nanti, Tuhan kan mengijinkan kita berjumpa

kepadamu yang aku banggakan,
berjuanglah menggapai asamu,
aku tak akan pernah mengikatmu, tapi aku akan melepasmu
hei, bukankah, jika kita ditakdirkan untuk bersama, sejauh apapun kamu dan aku pergi, kita akan tetap bersama?
hei, bukankah, jika kita tidak ditakdirkan untuk bersama, sedekat apapun aku dan kamu, kita akan tetap tidak dibersamakan?
percayakan saja semua pada-Nya
^_^

Bulan Ramadhan

Alhamdulillah yaa, dipertemukan lagi dengan ramadhan lagi (1436H). Semoga puasanya lancar, ibadahnya juga lancar. aamiin.

Ini tentang ceritaku di bulan ramadhan, sampai flashback tahun-tahun sebelumnya ya. Hihihi.

Ini ramadhan pertama di Jogja. Ini ramadhan kesekian dengan status mahasiswa, tapi kali ini mahasiswa pascasarjana, hehe. Belum banyak pengalaman sih, cuma rasanya puasa disini cepet banget. Mungkin karena banyak aktivitas juga kali ya. Secara kan bertepatan juga sama UAS. Oh ya, ini puasa hari pertama yang pertama kali nggak sama mama dan bapak. Tapi sama Kiki doang di kosan. Biasanya dulu selalu nyempet-nyempetin pulang buat puasa pertama bareng. Ini kan gara-gara ujian aja yah. Eitssss nggak boleh ngeluh ^_^

Puasa tahun lalu sih, habis wisudaan juga. Jadi full di rumah sih. Yah, puasa tahun lalu itu, mama lagi gencar-gencarnya ngajarin aku naik motor. Hahaha (maafkeun keadaan).
Puasa dua tahun lalu itu, pas lagi nyebelin-nyebelinnya. Soalnya tiba-tiba diusir dari kosan lama (padahal aku nggak ngapa-ngapain), trus pindah ke kosan bareng. Tiap hari sahur bareng sama Mba Puput, trus Mba Ima juga. Hihi. Miss you kakak-kakak :*

Puasa tiga tahun lalu, tepatnya tahun 2012. Ini hampir 3 minggu puasa di Semarang. Hahaha banyak kejadian kocak disini. Ini puasa pas bertepatan banget sama magang di RSJ Amino. Tiap hari berangkat-pulang pas lagi panas-panasnya. Pengalaman kudu lebih sabar sama pasien-pasien. Hahaha. Nah, ini pula, pertama kalinya aku dibilang istri orang (ini sih omongan pasien-pasien, nggak usah didengerin). Jadi ceritanya, waktu itu kamu berlima, aku, Yusri, Iwul, Trias, sama Sonson. Kita sepakat untuk menyembunyikan identitas kami (ceileh identitas coy) kalau kami belum menikah. Ini jaga-jaga aja sih, soalnya banyak pasien yang 'nakal', yang banyak godain kami. Nggak pasien cewek, nggak pasien cowok. Yah, namanya juga pasien RSJ ya. Sampai waktu itu kan aku sama Iwul udah selese tugas dan wawancara di bangsal. Jadi aku sama Iwul main-main lah ke bangsalnya Yusri, Trias sama Sonson. Trus, kami lagi duduk-duduk di bangku antara bangsal cowok dan bangsal cewek (Sonson masih wawancara waktu itu). Ada salah satu pasien cowok, bapak-bapak, yang tanya status kami. Yusri dibilang udah menikah, Trias juga. Pas Iwul yang bilang kalau dia nikah, pasien-pasien nggak ada yang percaya, katanya Iwul masih terlalu kecil hahaha. Nah, pas giliran aku, aku juga bilang aku udah nikah kan. Trus bapak-bapak itu bilang, "Iya mbak, kamu kan kesininya sama suami kamu". Lah, aku kan bingung, siapa gitu. Secara ya, buat Trias, Yusri sama Iwul mereka nggak ada bahas suaminya siapa. Tiba-tiba Sonson lewat, trus pasien tadi bilang "Lha ini kan suami kamu mbak". Refleks banget langsung liat ke arah Sonson, Sonson yang lagi lewat dan nggak tahu apa-apa begitu dibilang gitu, kompak banget kita langsung liat-liatan. Nggak tahu musti jawab apaan. Tapi dalam hati ngakak banget sih, bisa-bisanya gitu lho. Trus yang jawab Yusri, Iwul sama Trias sih. Mereka mengiyakan kalau aku sama Sonson nikah. Apalah-apalah mereka ini -_-
MAAF YA, INI SAMA SEKALI NGGAK BENAR. BUKTINYA AKU MASIH LAJANG SAMPAI SEKARANG. HAHAHA.

Di tahun yang sama pula, ini puasa terakhir pas kos dudul masih lengkap. Ada Mami Silvi, Kakak Nanta, Kakak Naila, Agan Via, Ndari juga dlsb. Ini puasa kebetulan banget nih, kami masih stay di kosan. Aku magang, Kakak Naila sama Agan Via lagi PPL, sementara Mami Silvie sama Kakak Nanta skripsi. Ndari? Di kosan nggak sih ya, kok lupa -_-
Pokoknya, kita itu, selama 3 minggu puasa di Semarang, sahur kita tuh di warteg terus tiap hari. Hahaha. Sampe mbak-mbaknya disana hapal. Hahaha.

Puasa-puasa sebelumnya juga banyak banget cerita-cerita menarik. Cuma maklum aja ya, ingatan manusia terbatas, jadi pengalaman-pengalaman yang ada disortir dan disisakan dengan yang berkesan dan menarik aja. Hihihi..

Puasa kali ini dengan teman-teman baru, keluarga-keluarga baru, sahabat-sahabat baru, barakallah.
^_^

Selasa, 02 Juni 2015

WAKTU

Hai!
Aku mau bahas tentang waktu.
Aku ini orang yang tepat waktu, tidak suka tekanan waktu dan selalu terpacu dengan waktu.
Aku orang yang tepat waktu, semua sahabatku tahu sekali hal itu. Aku benci menunggu, karena aku benci pula membuat orang lain menungguku. Kalau misal sudah bilang pukul 10, ya jam 10 teng harus sudah siap. Atau, kalau aku, 15 menit sebelum sudah ready. Aku sebenernya benci menunggu. Apalagi menunggu orang yang dengan sengajanya mengulur waktu. Lah, dia pikir waktuku cuma untuk menunggu? Misal, pukul 10, tapi yang janjian sama aku itu dateng setengah sampai satu jam. Waktu itu kan bisa dipakai buat hal-hal yang lebih bermanfaat, selain hanya menunggu. Misal, beres-beres rumah dsb. SO, kalau emang niat banget janjian sama aku, usahakan tepat waktu. Untuk hal-hal lain mungkin aku masih bisa kompromi, tapi untuk urusan satu ini, WAKTU, tidak bisa sama sekali aku tolerir.

Yang kedua mengenai tekanan waktu. Sebenernya lebih tepatnya ke deadline waktu sih. Misal, pengumpulan tugas kuliah nih, misal hari selasa pukul 10. Sebisa mungkin deh, beberapa hari sebelum, udah banget aku selesein. Atau kalau memang banyak halangan yang nggak memungkinkan selese sehari sebelum, ya pas hari H, maksimal 2 jam sebelum pengumpulan harus udah banget aku selesein.

Yang ketiga, terpacu dengan waktu. Ini ada hubungannya banget kan sama dua hal di atas. Udah aku kasih contoh juga.
Hal yang nggak kalah penting adalah pemberian waktu. Hal yang sangat-sangat menyebalkan buatku adalah ketika aku meminta sedikit waktu dari orang-orang terdekatku hanya untuk menemaniku sebentar saja, atau membantuku sekejap saja. Kadang bukan itu yang mereka berikan. Contohnya nih, dulu ada temanku yang selalu meminta waktuku dan memaksaku dan HARUS menyediakan waktuku untuknya. Bisa berjam-jam bahkan sampai mengganggu waktu tidurku. TAPI, ketika aku hanya meminta waktunya sebentar saja, tidak sampai hitungan jam kok, dia nggak mau. Ada aja alasannya untuk menolak. Lalu, lama-lama aku jadi menjauh. Maaf, aku juga butuh dihargai kok. Aku nggak mau munafik, aku juga butuh dihargai dan diperlakukan sama. Penghargaan kecil semacam itu yang bikin aku seneng kok, misalnya didengerin ketika curhat, bukannya malah sibuk main gadget. Gadget kan bisa dimainin setiap waktu bukan? Tapi bertemu dengan sahabat kita tidak setiap waktu.
Suka sedih sendiri sama orang yang lebih memilih gadget ketimbang orang-orang yang ada disekitarnya. Aku termasuk orang yang, nggak masalah aku gaptek, yang penting aku nggak kehilangan moment sama orang-orang yang aku sayang. Aku jarang lho, gunain gadget kalau lagi kumpul baik sama temen-temen, sahabat-sahabat, maupun keluarga. Aku mikirnya sih gini, mumpung Allah masih kasih waktu bisa ketemu, ngobrol, berbagi cerita dan tawa, kenapa nggak dimanfaatin? Kenapa justru malah asik dengan dunia yang maya?
Ya sih, kalau gadget digunain buat silaturahmi sama orang-orang. Tapi kan ada batas waktunya juga kan?

Aku sebenernya suka sedih, kalau aku lagi curhat, malah dicuekin gara-gara gadget. Dia punya telinga, tapi seakan-akan telinga itu nggak digunain seharusnya. Itulah kadang kenapa aku suka blocking dan males kalau harus cerita sama orang yang sukanya gadget terus. Lagi-lagi balik ke penggunaan waktu, aku sama sekali nggak suka waktuku dibuang percuma untuk orang yang nggak peduli sama aku.

Yah, maaf sih kalau ternyata ada yang menyinggung beberapa pihak. Udah suka ngomong sih, kadang ya dilakuin terus aja. Hei, bagaimana kalau kita belajar untuk saling menghargai satu sama lain? Biar hidup kita juga enak.

Galau dipenghujung semester

Hai, ini Anis di hari ini. Yang entah kapanpun dan siapapun yang membaca, ingat aja, kalau hari ini tiba-tiba Anis-nya lagi galau! Iya, galau. -emang siapa yang bakal peduli?-

Sebenernya nggak galau-galau amat. Cuma lagi banyak pikiran aja. 2 minggu lagi UAS. Banyak TUGAS. Tapi belum ada satu pun yang aku kerjain. Panik? Jelas lah. Tapi ya gitu, nggak ada usaha apa-apa. Malah diem aja. Buka leptop cuma sekedar buka. Mau ngerjain tugas, masih males banget. Gimana sih ini. Taun lalu pas baru aja wisuda, pengen kuliah lagi. Giliran udah kuliah lagi, kayak nggak niat banget gini :(

Sedih sebenernya, tapi gimana? Nggak bisa ngerjain kalau emang nggak ada niat sama sekali. Sementara niat dateng kalau udah ngantuknya bukan main. Duh.

Ini kuliah S2 padahal, berasa masih kayak main-main. Kuliah berasa kayak S1. Entah ini cuma perasaan aku aja apa gimana, pengennya main dan kuliner terus. Nggak biasanya gini. Dulu waktu masih di Semarang, perasaan nggak gini-gini amat. Niat nggak niat, tetep aja ngerjain tugas. Lha ini? Dimana salahnya sebenernya nggak ngerti.

Semogaaaaa, cepet dikasih niat, cepet dikasih semangat. Kalau emang kuliah mau cari ilmu doang, itu maunya. Tapi ini nggak e, mau cari nilai juga. Biar nggak sia-sia. Pengen bisa pinter kayak temen-temen.

S.E.M.A.N.G.A.T!!!