Selasa, 27 Januari 2015

setiap perubahan

Tiba-tiba berhasrat sekali pengen nulis ini setelah sepagian ini ngobrol-ngobrol nggak jelas sama sahabat saya. Hihi. Nggak usah disebutkan namanya, jenis kelaminnya laki-laki. 

Saya kenal dia sudah lamaa sekali. Sekitaran enam tahun yang lalu saat lulus SMA. Tapi sekalipun belum pernah bertemu. Ya, semacam sahabat pena. Sahabat pena yang semua kontaknya punya, mulai dari semua media sosial, sampai BBM, no WhatsApp dan no telefon. Keren ya? Hahaha.

Saya nggak pernah tahu kesehariannya seperti apa. Baik dulu maupun sekarang. Terkadang kamu nggak perlu tahu-tahu banget apa urusan orang sekalipun itu sahabatmu kan? Ada satu hal yang entahlah, buatku sangat menarik dari dirinya. Dia sudah berubah sekarang. Berubah jadi yang lebih baik maksudnya. Subhanallah, alhamdulillah. Allahu Akbar. Barakallah.

Sungguh, ikutan seneng sama perubahan dia ini. Jadi ceritanya bermula semenjak beberapa waktu lalu. Waktu itu, dia BBM saya, minta dikirimin mp3 surat Ar-Rahman dan surat Al-Waqiah. Terus, saya cari-cari. Kebetulan saya punya aplikasinya, saya download dan saya kirim ke dia. Katanya tugas dia selanjutnya adalah menghafal. Subhanallah. Semoga kelak kau menjadi hafiz ya ^_^

Pagi ini saya ngobrol sama dia masalah kodratnya laki-laki dan perempuan.
Dia bilang, perempuan itu kodratnya adalah mengurus rumah tangga. Saat belum juga laki-laki datang ke dia, saat itu perempuan sebaiknya menyibukkan diri dengan urusan rumah tangga (kurang lebih begitu).
Dia bilang, kalau perempuan belum menikah, ya sibukkan diri dengan membahagiakan orang tua. Kalau nanti sudah menikah, tugas perempuan adalah manut dan patuh sama suaminya. Untuk urusan menyenangkan orang tua ya anak laki-laki, bukan perempuan.
Entah bagaimana, sesaat aku nggak paham kenapa bisa ngomong gitu. Lama-lama ngerti juga. Saya sudah dewasa, pemikiran saya bisa berubah. Apalagi dia? Dia kan laki-laki. Memang proses pematangan pikiran laki-laki lebih lambat dibandingkan perempuan. Tapi sahabat saya ini sungguh luar biasa :D

Dan bahkan dia repot-repot capture chat itu. Entahlah untuk apa -_-

Nggak cuma belajar agama, dia juga ngajarin ilmu kejiwaan dan sebagainya. Saya rasa, dengan berada jauh dari orang tua, merantau, benar-benar merasakan susah senang, jatuh dan bangkit sendiri, berjuang demi mencari rizki yang halal, sudah membuatnya berubah. Tentu saja ke arah yang lebih baik.
Nggak pernah seadem ini ngobrol sama dia. Biasanya kan cuma berantem nggak jelas.

Semoga engkau, wahai sahabatku, tetap istiqomah di jalan Allah. Semoga Allah selalu melancarkan dan membukakan pintu rizki dan jodohmu selebar-lebarnya. Semoga Allah senantiasa melindungimu. Semoga Allah berkenan mengabulkan cita-citamu yang mulia itu. Semoga akan datang jodoh yang baik untukmu kelak. aamiin.

^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar