Minggu, 24 Januari 2016

dewasa vs kekanak-kanakan

HAI! INI POSTINGAN PERTAMA DI TAHUN 2016


pernahkah kamu, tiba-tiba merasa kesal sama orang yang tiba-tiba marah dan memusuhimu tanpa alasan yang jelas? tanpa babibu langsung saja kamu menjadi pihak paling bersalah atas tuduhan yang kamu sendiripun nggak pernah tau itu apa? oke, mungkin hanya aku saja yang merasakannya.

dari dulu, aku tidak pernah takut untuk dibenci orang. mau orang marah, mau orang benci, selama dia punya alasan jelas kenapa bisa begitu marah dan membenciku, aku nggak pernah masalah. aku sedang berusaha untuk menjadi orang baik, namun memang tidak selamanya dan tidak semuanya orang akan setuju dengan segala tingkah laku dan ucapanku. pernah aku membaca, mau sebaik dan sebenar apapun kamu, akan tetap ada orang yang tidak suka dan bahkan membencimu. baiklah, memang manusia tidak akan pernah menjadi sempurna, memang manusia selalu punya cacat cela, dan hukum kebenaran yang dibuat manusia tidak pernah sama untuk manusia lainnya. mungkin dengan aku menulis seperti ini, ada beberapa yang setuju dan banyak yang tidak setuju. tidak apa-apa, aku hanya berusaha untuk jujur pada diri sendiri, mengungkapkan apa yang selama ini menjadi beban.

kita memang tidak akan pernah bisa mengendalikan pikiran dan perasaan orang lain pada kita. bukan dengan mereka kita memulai, tapi dari diri sendiri. kita tidak pernah tahu siapa yang menyukai kita sampai mereka berkata, bukan? kita pun tidak akan pernah tahu siapa yang membenci kita kalau mereka tidak menunjukkan sikap penolakan pada kita, bukan? mau sepeka apapun kita, mau berusaha se-care apapun kita sama manusia dan lingkungan, pasti ada saja hal yang akan terlewat. karena kita manusia memang diciptakan dalam kondisi serba terbatas. kita tidak bisa memeluk semua yang ingin kita peluk, tangan kita tidak akan mampu sampai. kita tidak bisa memikirkan 100 masalah sekaligus dalam satu waktu, namun kita berusaha untuk menyelesaikannya satu per satu. namun bukannya dengan kondisi serba terbatas itu manusia jadi menyerah pada kemampuan dirinya, bukan menjadikan manusia jadi bertahan pada pikiran dan perasaannya, serta membenarkan segala yang menjadi patokan hidupmu!

prinsip hidup orang satu dengan orang lain beda, begitupun perbedaan karakter dan sifat orang. memang orang berbeda-beda, memang orang tidak akan pernah sama, bahkan mereka yang kembar sekalipun. seharusnya manusia tahu akan hal itu. namun mereka mengabaikan, mengapa? karena semakin dia berbeda dengan kita, semakin tidak usahlah kita dekat-dekat dengannya. sebenarnya ini pun tak salah, asal masing-masing dari kita mampu menghargai dan menghormati perbedaan itu.

jadi untuk menyikapinya, bukan dengan menjauh, marah atau benci, tapi hargailah. tidak semua orang mampu menjadi sepertimu, karena kamu pun siapa? menjadikan dirimu patokan dimana orang lain harus menggantungkan standarnya padamu? kamu punya pandangan sendiri, orang pun sama. tidak memaksakan mereka, tapi hargailah, pahamilah.

bagaimana mungkin ada orang yang selalu ingin dimengerti dan dipahami tanpa pernah sedikitpun mencoba untuk mengerti dan memahami orang lain? bagaimana mungkin ada seseorang yang selalu ingin diikutsertakan dalam bahagia orang lain, tapi tidak pernah sedikitpun mencoba peduli pada sedihnya orang lain? setiap orang punya batasan sendiri-sendiri dalam bergaul dengan orang lain. mereka pun bisa memahami, siapa yang menghargai dan siapa yang tidak. jadi, jangan meminta ikut dalam bahagia orang, jika kamu sendiri tidak pernah sekalipun peduli ketika orang itu kesusahan, ketika orang itu butuh bantuan.

pada dasarnya semua orang itu egois. tidak ada yang benar-benar mampu dan berusaha untuk memikirkan dan membahagiakan orang lain, tanpa dia sendiri pun memikirkan konsekuensinya untuk diri sendiri. Kecuali orang tuaku.

kau boleh saja egois dan membenarkan segala pikiran dan perasaanmu tentang seseorang. boleh, tapi kamu pun tidak perlu mengeluh sedikitpun ketika orang lain tidak memprioritaskanmu, ketika orang lain mulai berpikiran dan berperasaan buruk padamu. bisa saja kau marah dan membenci orang itu, tapi lihatlah dirimu, apakah sudah kamu menyukai dan memakluminya? apakah sudah kau berusaha untuk membahagiakan orang itu dengan baik? apakah sudah kau berusaha untuk menghilangkan segala pikiran dan perasaan burukmu pada orang lain itu? mereka berperilaku, sebatas bagaimana kamu berperilaku. jika kamu tidak pernah menghargai dan menghormati orang, maka orang lain pun akan sama sikap dan perilakunya padamu. jika tidak pernah sedikitpun kamu peduli dengan kesedihan dan keterpurukan orang hanya karna kamu tidak mau repot, jangan harap kamu akan diikutkan dalam bahagianya. setiap orang seharusnya tahu, siapa yang akan dia pertahankan dalam hidupnya, siapa yang akan dia tinggalkan. dia yang dipertahankan bukan hanya disaat bahagia saja, namun yang ada ketika kamu terjatuh. jadi jangan salahkan seseorang, bila kau bukan lagi menjadi prioritasnya.

manusia berperilaku kebanyakan adalah satu sama. kamu berperilaku, aku pun akan berperilaku demikian, katanya. namun, jangan pernah meremehkan mereka yang diam dan selalu memaafkan, mereka mungkin saja selalu memaklumi segala tingkah laku yang egois dan kekanak-kanakan itu, mungkin mereka masih belum memahami bagaimana cara membencimu suatu saat nanti, mungkin mereka masih mencoba peduli meskipun kau sama sekali tidak pernah mempedulikannya. silahkan saja dianggap remeh dan dianggap enteng. namun jangan salahkan mereka, kalau suatu saat mereka akan berbalik tidak mempedulikanmu, berbalik mengacuhkanmu. memang sabar tidak akan pernah ada batasnya, hanya manusia sendiri lah yang membuat batasannya. jika ada orang yang masih mampu sabar atas segala sikap, tingkah laku dan perasaan-perasaanmu, dia punya hati yang luas, pertahankan.

setiap orang butuh dan harus berubah. memang tidak sebentar. mana ada proses yang sebentar. namun jika dia mau sungguh-sungguh pun, lihat siapa yang ada disampingnya, dia pulalah yang pantas untuk dipertahankan. jangan bertahan pada kondisimu yang sekarang, mungkin mereka yang sekarang ada di sekelilingmu masih bisa menemani, namun jika pun tidak pernah ada niatan untuk berubah, jangan salahkan mereka jika pergi. jika pun kamu ingin orang lain untuk mengerti, memahami dan mempedulikanmu, mulailah dengan mengerti, memahami dan mempedulikan orang lain. semakin egois seseorang, semakin orang enggan untuk berinteraksi. semakin dewasa seseorang, mungkin memang temannya akan menjadi jauh lebih sedikit, tapi dia-lah orang-orang yang terpilih, orang-orang yang dipilih untuk ada disaat bahagia maupun sedihnya.

sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar