Kamis, 27 Oktober 2016

Mengeluh, perlukah?

Beberapa waktu belakangan sedang dipusingkan oleh hal-hal yang harus saya hadapi.
Kadang rasanya ingin mengeluh, marah, jengkel, menyerah dan sebagainya.
Tapi, apakah itu bisa merubah situasi? Apakah itu membuat semuanya jauh lebih baik?
Mungkin buatmu iya, dengan bercerita segala keluh kesahmu, bercerita semua yang kamu pikirkan dan kamu rasakan ke orang-orang dan berharap mereka mengerti. Apa benar mereka mengerti?  Atau mereka hanya tersenyum dan mencoba mencari solusi, yang sebenarnya mereka sangat bosan mendengar semua keluhmu itu?

Sahabatku pernah berkata, nggak apa-apa mengeluh, disaat kamu sudah tidak mampu menanggung semua sendirian, disaat kamu merasa dititik terendah, disaat kamu butuh pertolongan. Tidak ada salahnya memang mengeluh, namun mengeluh-lah pada objek yang tepat. Disini, satu-satunya yang aku percaya menyimpan semua keluh kesah, lelah, penat, sedih, marah, cuma Allah saja. Sahabatku ini pernah berkata: kalau ingin marah, marahlah. Kalau ingin menangis, menangislah. Kalau ingin mengeluh, mengeluhlah. Kalau ingin bercerita, berceritalah. Jangan dipendam seorang diri. Memang tidak semua orang bisa membantumu, tapi setidaknya itu bisa meringankan bebanmu. Tidak perlu ke seluruh dunia atau orang-orang yang ada disekitarmu, cukup pada satu-dua orang yang kamu percaya. Satu-satunya orang yang aku percaya untukku bercerita ya sahabatku ini. Selain kedua orang tuaku tentunya.

Aku sedang lelah, aku sedang gundah, aku sedang ingin sendiri. Aku bosan sekali mendengar orang-orang disekitarku banyak mengeluh, banyak berpikir negatif, banyak berprasangkat buruk. Kenapa mudah sekali diumbar sih? Tidak bisakah kau simpan saja semua sendiri? Sesungguhnya, ada hal-hal yang lebih baik kamu simpan sendiri, bukan karena kamu tidak punya teman atau media untuk mencurahkannya, tapi lebih baik diam untuk menjaga perasaan orang-orang yang mungkin akan tersakiti jika kamu berbicara terlalu banyak, jika kamu mengeluh terlalu banyak, jika pikiran dan prasangka negatifmu itu kau umbar kesana kemari. Kau tidak pernah belajar untuk menjadi dewasa kah? Atau kau hanya mengikuti nafsumu saja?

Aku memahami satu hal, mungkin akan ada banyak yang mendengarkan setiap aku mengeluh, tapi mungkin hanya sedikit di antara mereka yang mampu mengerti dan memahami, dan membantumu keluar dari situasi itu. Setiap orang punya masalahnya masing-masing dan aku tidak harus berkeliling kesana kemari mencari perhatian untuk masalah yang sebenarnya bisa aku selesaikan sendiri.

Kadang mungkin aku ingin menyerah dan berhenti saja. Menyerah dan berhenti karena merasa ini sangat sulit dan aku merasa tidak mampu. Semangatku hanya satu, orang tuaku. Mama dan bapak tidak pernah merasa lelah untuk membahagiakan aku. Sederhananya saja, hal-hal kecil yang selalu mereka lakukan dan perjuangkan untukku yang aku tidak pernah menganggap atau menghitungnya sebagai pengorbanan. Aku terlalu egoiskah? Iya. Aku anak yang egois, kalau aku hanya berpikir harus orang tuaku saja yang membahagiakan dan berjuang untukku. Lalu, apa yang bisa aku lakukan untuk membahagiakan mereka? Dengan aku tidak pernah berhenti berjuang, tidak pernah menyerah dan tidak boleh merasa kalah pada semua pikiran dan prasangka buruk.

Mama selalu bilang: sakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian. Kamu harus berjuang dulu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Sejujurnya keinginan orang tua itu sederhana, melihat anaknya bahagia. Tapi setiap orang tua juga belajar untuk melepaskan anak mereka agar mereka menjadi pribadi yang mandiri dan tidak mudah menyerah. Mama juga selalu bilang: setiap kegagalan dan kesuksesan itu kita yang menentukan. Kita merencanakan, atas restu Allah pula. Hanya cukup tidak menyerah dan tidak berhenti berjuang, tidak boleh kalah pada egoisme diri sendiri. InsyaAllah, setiap perjalanan dan pengorbanan akan ada hasil, mungkin tidak selalu sesuai dengan apa yang kamu inginkan dan kamu rencanakan, tapi aku yakin, setiap hasil yang Allah rencanakan dan berikan untukku pasti akan jadi yang terbaik dan paling baik dari semua yang baik. Jika aku gagal di satu, insyaAllah Allah akan menggantinya dengan yang lain yang lebih baik.

Nggak akan ada perjuangan yang sia-sia. Mungkin kamu tidak tahu kapan akan mengerti, tapi selalu percaya pada Allah yang satu-satunya akan membuat rencana yang sangat indah untuk kita, bukan?! Harusnya begitu. Yang perlu kamu lakukan adalah, merenung sejenak dan menghitung nikmat Allah yang sudah kamu terima, dan bersyukurlah. Maka tidak akan ada sedikitpun waktu untukmu mengeluh. Dengan ijin dan restu orang tua, terutama ibu, insyaAllah restu Allah ada ditangan kita. Tinggal bagaimana kita yakin dan berusaha atas ridho Allah. Jangan pernah mengeluh dan selalu bersyukur. Mengeluh hanya akan membuatmu mati dan berhenti. Bahkan mungkin kamu tidak pernah tahu apa yang kamu perjuangkan, dan seberapa besar dan nikmat hasilnya nanti. Semua pikiran buruk dan prasangka buruk itu hanya akan menghambat jalanmu. Percayakan pada Allah, biarkan Allah bekerja menentukan takdir kita, kita harus terus menerus berjuang dan berusaha sekuat kita. Jangan berhenti hanya kamu pikir itu sulit, terkadang pikiranmu bisa menyesatkanmu. Teruslah berjuang, bermimpilah dan wujudkan mimpi itu.

Bismillahirrohmanirrohim.
Semoga Allah merestui setiap jalan dan perjuangan kita.
Semoga Allah melindungi dan menguatkan kita.
Jadikan sholat dan sabarmu sebagai penolong.
Jadikan Allah satu-satunya tempat untuk kita meminta dan berlindung dari segala kelemahan.

Mungkin kita akan merasa lelah dan ingin berhenti, ingatlah bapak ibu, ingatlah Allah. Bersujudlah, letakkan segala lara dan tangismu pada Allah, tengadahkan tanganmu, minta pada Allah untuk selalu melindungi dan menguatkanmu.

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar